... Minggu (1/6) kemarin hujan turun dan mengurangi debu vulkanik ..."
Jakarta (ANTARA News) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa sekira 20.200 masker dikirim untuk penduduk di sejumlah wilayah yang terdampak debu vulkanik akibat erupsi Gunung Sangeang Api di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).

"Selain masker, logistik lainnya seperti makanan dan lain sebagainya juga telah dikirim," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Senin.

Dia menjelaskan, kondisi di Kota Bima sendiri pada saat ini masih terdapat sisa-sisa debu vulkanik.

"Namun, kondisinya sudah lebih baik karena pada Minggu (1/6) kemarin hujan turun dan mengurangi debu vulkanik di wilayah tersebut," katanya.

Bandar Udara Muhammad Salahuddin di Bima, menurut dia, juga sudah memulai kembali penerbangan ke berbagai wilayah.

Ia mengemukakan, dampak erupsi Gunung Sangeang Api juga terasa hingga ke Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Laporan yang masuk ke BNPB menyebutkan bahwa sebagian abu erupsi Gunung Sangeang Api sampai ke Kabupaten Manggarai Barat, Manggarai dan Sumba Timur di NTT," kata Sutopo.

Sebagian abu vulkanik, dikatakannya, juga ada yang jatuh ke laut.

Sutopo menjelaskan bahwa laporan yang masuk ke BNPB menyebutkan bahwa Kabupaten Sumba Timur mengalami hujan debu pada Jumat (30/5) malam.

Gunung Sangeang Api di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, meletus pada Jumat (30/5) pukul 15.55 Wita.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi telah menaikkan status hunung itu dari Waspada (level II) menjadi Siaga (level III) terhitung mulai Jumat pukul 16.00 Wita.

Sutopo menambahkan, Pulau Sangeang Api bukan merupakan wilayah permukiman permanen. (*)

Pewarta: Wuryantin Puspitasari
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2014