Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Sosial mengganggarkan dana Rp8 miliar untuk merehabilitasi sekitar 1.400 eks pekerja seks komersial di lokalisasi Dolly, Kota Surabaya, Jawa Timur.

"Dari Kemensos kami beri jatah hidup untuk tiga bulan, uang transportasi dan modal usaha," kata Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri di Jakarta, Senin.

Mensos merincikan, untuk jatah hidup sebesar Rp20.000 per hari, uang transportasi untuk mereka pulang ke kampung asalnya Rp250.000 ribu dan modal usaha Rp3 juta untuk satu orang.

Mensos mengatakan, jika mereka ingin pulang ke kampung dan tidak memiliki rumah akan dibantu dalam mendapatkan tempat tinggal di mana pemerintah daerah menyediakan tanah.

Salim yakin bantuan modal usaha yang diberikan bisa mengubah hidup mereka lebih mandiri. "Di Merapi saja mereka diberi modal usaha Rp400 ribu dan dari situ sudah bisa mandiri," kata Salim.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bertemu dengan Mensos di kantor Kementerian Sosial untuk membicarakan penyandang masalah sosial di Surabaya.

Dalam pertemuan tertutup itu dihadiri Dirjen Rehabilitasi Sosial Samsudi, Direktur Perlindungan Sosial Tuna Sosial Sonny Manalu.

Sebelumnya Tri Rismaharini mengatakan lokalisasi Dolly akan ditutup 18 Juni 2014 sementara rencana semula pada 19 Juni 2014.

Karena eks PSK itu 99 persen bukan warga Surabaya, maka Risma meminta bantuan Kementerian Sosial untuk merehabilitasi mereka terutama yang akan kembali ke kampung asalnya.

"Kami minta bantuan dari Kemensos untuk uang saku eks PSK, untuk mucikari dari Gubernur Jawa Timur. Pemkot Surabaya merekondisikan alih pekerjaan dan siapkan infrastrukturnya," kata Tri Rismaharini.

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014