Benghazi, Libya (ANTARA News) - Pertikaian sengit antara kelompok Islamis dan pasukan jenderal Libya di Benghazi pada Senin menewaskan 22 orang, sementara kekerasan terus meningkat, menyusul peluncuran kampanye "antiteroris".

Petugas-petugas rumah sakit di kota sebelah timur, yang merupakan tempat kelahiran Muammar Gaddafi --pemimpin yang digulingkan melalui pemberontakan yang didukung NATO, mengatakan setidaknya 11 tentara termasuk di antara korban tewas sementara 112 orang mengalami luka-luka.

Pemerintahan perdana menteri Abdullah ath-Thani --yang akan segera mengakhiri masa jabatannya-- mengatakan pihaknya mengadakan "pertemuan darurat" untuk membahas kekerasan, yang dikatakan para warga setempat mulai reda pada sore hari.

Bentrokan hari Senin itu merupakan kekerasan terburuk sejak peristiwa tewasnya 76 orang pada pertengahan Mei, ketika general Khalifa Haftar melancarkan serangan yang disebut dengan "Operasi Martabat" untuk membersihkan Libya dari kelompok-kelompok Islamis yang disebutnya sebagai "teroris".

Juga pada Senin, pria-pria bersenjata melancarkan tembakan terhadap iring-iringan kendaraan kepala angkatan darat Abdessalam Jadallah al-Abidi di Tripoli, namun tidak menyebabkan jatuhnya korban jiwa, kata juru bicaranya.

Kolonel Ali ash-Shikhi mengatakan para pengawal Abidi, yang mengkritik aksi-aksi Haftar di Benghazi, membalas tembakan.

Seorang komandan angkatan udara mengatakan bentrokan di Benghazi itu meletus ketika tiga kelompok Islamis, termasuk Ansar al-Sharia, melakukan penyerangan ke sebuah markas pasukan khusus yang mendukung Haftar.

Gambar-gambar yang tertera di Internet menunjukkan helikopter-helikopter angkatan darat sedang menembakkan peluru kendali ke target-target kelompok Islamis yang dicurigai.

Pertikaian yang dipicu oleh operasi Haftar itu telah menyebabkan kepanikan di Benghazi, kota kedua Libya.

Di kota itu, rumah-rumat sakit mengimbau warga agar menyumbangkan darah mereka.

Kementerian pendidikan telah menghentikan kegiatan sekolah dan terpaksa menunda ujian akhir yang telah dijawadwalkan sebelumnya.

Juru bicara Haftar Mohamed al-Hijazi meminta para warga yang tinggal di zona-zona pertempuran di Benghazi untuk melakukan evakuasi.

Kolonel Saad al-Werfelli, yang memimpin komando pangkalan angkatan udara Benghazi, mengatakan para jihadis "membombardir pangkalan selama 21 kali pada Senin dini hari, menewaskan dan melukai para tentara (dari unit elit) yang terkepung di dalam".

Angkatan udara membalas serangan itu dengan melancarkan pukulan terhadap para penyerang, tambah Werfelli.

Werfelli adalah sosok yang bersama-sama dengan pasukan elit mendukung kampanye Haftar untuk memerangi kelompok-kelompok Islamis yang dituduh secara terus menerus melakukan kekerasan di Benghazi, AFP melaporkan.

(SYS/T008/C003)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014