Selama berlangsungnya pertemuan akan dipresentasikan 146 makalah yang terdiri dari 56 makalah dari Indonesia...
Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Pemerintah berharap Pertemuan Tahunan Internasional Bendungan Besar (ICOLD) yang digelar di Nusa Dua, Bali, menjadi saran promosi dan investasi bagi pengembangan bendungan besar sekaligus peningkatan kapasitas sumber daya manusia Indonesia.

"Selama berlangsungnya pertemuan akan dipresentasikan 146 makalah yang terdiri dari 56 makalah dari Indonesia akan dipresentasikan secara lisan dari tujuh sesi pararel dan 90 makalah lainnya akan dipresentasikan secara poster," kata Ketua Komite Nasional Indonesia untuk Bendungan Besar (KNI-BB) Basuki Hadimuljono di sela-sela pembukaan acara pertemuan ke-82 di Nusa Dua, Rabu.

Dalam pertemuan yang dihadiri oleh 1.593 peserta dari 73 negara itu, para peserta juga berkesempatan untuk mengunjungi dua bendungan yang ada di Pulau Dewata yaitu Bendungan Telaga Tunjung di Kabupaten Tabanan dan Bendungan Titab di Kabupaten Buleleng.

Basuki Hadimuljono yang juga Ketua Panitia Penyelenggaraan ICOLD ke-82 mengatakan bahwa pertemuan tersebut bukan hanya pertemuan keilmuan tetapi juga sebagai momen untuk mempercepat pemanfaatan dan pengembangan bendungan besar yang akan berkontribusi dalam ketahanan pangan dan ketahanan energi serta menurunkan pemanasan global yang selama ini telah diperbincangkan di seluruh dunia.

Sementara itu, Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak mengatakan, pertemuan yang berlangsung selama lima hari yaitu 2--6 Juni 2014 merupakan pertemuan yang kedua kalinya digelar di Indonesia.

"Pertemuan kali ini adalah pertemuan terbanyak selama sesi pertemuan," ujarnya.

Menurut dia, penunjukan Indonesia sebagai tuan rumah pertemuan ICOLD merupakan penghargaan dunia internasional terhadap peran Indonesia dalam pengembangan manajemen bendungan besar serta sumber daya air.

Hal tersebut sejalan dengan tema "International Symposium 82 Annual Meeting of ICOLD tahun 2014 yaitu "Dam in Global Environmental Challenges" atau pembangunan bendungan meghadapi perubahan iklim. (*)

Pewarta: Wira Suryantala
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014