Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Pertanian mengirimkan peternak sapi perah dari sejumlah daerah di Indonesia untuk mengikuti pelatihan Fonterra Dairy Farming Scholarship 2014 di Selandia Baru.

Direktur Budidaya Ternak Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Fauzi Luthan di Jakarta, Rabu mengatakan, tahun 2013 sudah ada yang mengikuti program tersebut.

"Melihat keberhasilannya, maka kami akan mengadakan program ini kembali," katanya saat peresmian pelatihan fonterra dairy farming scholarship 2014.

Menurut dia, program tersebut sudah disosialisasikan sejak April dan sebanyak 70 peternak dari beberapa daerah di Indonesia melakukan pendaftaran.

Dari jumlah yang mendaftar itu, tambahnya, pihaknya melakukan penyaringan lagi menjadi 20 orang terdiri 15 peternak dan 5 petugas.

"Namun yang kita pilih hanya 12 orang dari beberapa daerah," kata Fauzi.

Program tersebut akan dilaksanakan selama 12 minggu dalam tiga tahap yakni pertama di Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak Baturaden Jawa Tengah, tahap kedua di Taratahi Selandia Baru dan tahap ketiga kembali ke Baturaden.

Fauzi berharap program ini mampu menambah kapasitas peternak sapi perah Indonesia, walaupun jumlah peternak yang di kirim relatif kecil, namun diharapkan mampu menyebarkan ilmunya kepada peternak-peternak sapi perah lain di daerahnya masing-masing.

Sementara itu Wakil Duta Besar Selandia Baru Tredene Dobson mengemukakan kerja sama antara pemerintah kedua negara dalam mengembangkan proyek besar melalui program Dairy Excellent Project bernilai 8 juta dolar NZ.

Presiden Direktur Fonterra Indonesia Paul Richard menyatakan pihaknya mengucurkan investasi untuk program Fonterra Dairy Farming Scholarship 2014 sebesar 300 ribu dolar NZ.

Program tersebut akan rutin dilakukan Fonterra hingga tahun 2016.

"Saya harapkan setelah peternak mendapatkan program ini dapat meningkatkan produksi susu dan dapat mengembangkan bibit sapi perah," katanya.

Seorang peserta program Fonterra Dairy Farming Scholarship 2013, M. Dwi Satrio mengungkapkan, setelah mengikuti pelatihan tersebut semakin bersemangat melakukan usaha peternakan sapi perah.

Menurut dia, selama di Selandia Baru pihaknya mendapat pengalaman langsung melakukan agribisnis sapi perah langsung dari peternak maupun dari industri susu.

"Kami belajar banyak hal baik teknologi, penanganan ternak, cuaca dan lain-lain. kami seperti mendapatkan semangat baru untuk menggeluti usaha peternakan sapi perah," katanya.

(updated 15.47 WIB 10 Juni 2014)

Pewarta: Subagyo
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014