Memang kalau bicara berat jelas berat, kami sebagai pengusaha dituntut untuk memiliki trik-trik tertentu untuk menyikapi kenaikan ini.
Semarang (ANTARA News) - Ketua Himpunan Pengusaha Muda (Hipmi) Jateng Muhammad Reza Tarmizi mengatakan pemerintah perlu masukan terkait kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) karena untuk memperhitungkan dampak kenaikan tersebut terhadap dunia usaha.

"Hipmi sebagai pengusaha baru termasuk di dalamnya UMKM perlu berjalan bersama untuk memberikan masukan kepada pemerintah sehingga mereka bisa mengkalkulasi dampak kenaikan ini," jelas Muhammad Reza, di Semarang, Kamis.

Menurutnya masukan tersebut sangat berharga karena pemerintah menjadi tahu berapa biaya operasional sehari-hari yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dan kebijakan seperti apa yang bisa diberikan supaya kenaikan TDL tidak lantas memberatkan pengusaha-pengusaha baru ini.

"Memang kalau bicara berat jelas berat, kami sebagai pengusaha dituntut untuk memiliki trik-trik tertentu untuk menyikapi kenaikan ini," jelasnya.

Reza mengatakan pada saat listrik naik akan diikuti dengan kenaikan produk sehingga pengusaha harus mencari efisiensi di bidang lain.

"Efisiensi yang bisa dilakukan cukup banyak di antaranya banyaknya SDM tidak menentukan produksi namun yang lebih penting adalah kinerja artinya SDM tidak terlalu banyak, tapi skillfull. Selain itu yaitu bahan baku produk dan perbaikan infrastruktur sehingga menekan ongkos produksi," paparnya.

Mengenai pengolahan bahan baku sangat tergantung dengan tarif listrik, harga minyak, dan tarif transportasi oleh karena itu jika bahan baku diefisienkan akan tetap bisa menekan ongkos produksi.

Pihaknya berharap dengan memberikan aspirasi kepada pemerintah tersebut produk dalam negeri tetap bisa bersaing di luar negeri begitu juga untuk pasar lokal.

"Realita di lapangan itu perlu diketahui oleh pemerintah sehingga bukan hanya baik pemerintah maupun pengusaha sama-sama siap menghadapi kenaikan TDL," jelasnya.

(KR-AWA)

Pewarta: Aris Wasita Widiastuti
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014