Kita ingin kontrak-kontrak dengan asing yang akan berakhir dan sudah berakhir sebaiknya diberikan pada negara...
Jakarta (ANTARA News) - Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) melakukan aksi unjuk rasa menuntut kedaulatan energi terutama di bidang minyak dan gas (migas), bahkan mereka mengancam akan melakukan mogok nasional jika tuntutan tersebut tidak terpenuhi.

"Kita ingin kontrak-kontrak dengan asing yang akan berakhir dan sudah berakhir sebaiknya diberikan pada negara, dalam hal ini National Oil Company-nya tentunya Pertamina," kata Presiden FSPPB Ugan Gandar di sela unjuk rasa di depan Gedung Kementrian ESDM Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis.

Lebih lanjut Ugan mengatakan saat ini ada indikasi unbundling dalam tubuh Pertamina.

"Ada indikasi di-un-bundling, dianak asingkan ujung-ujungnya akan dijual nanti. Pertamina itu sahamnya 100 persen punya negara, harusnya malah dilindungi negara bukannya diobok-obok," kata Ugan.

Selain itu Serikat Pekerja Pertamina juga menuntut agar PGN tidak mengakuisis Pertagas.

"Dahlan Iskan harus sadar Pertamina adalah milik Negara jangan sampai Pertagas dijadikan milik PGN, PGN itu 40 persen milik asing, masa milik Negara diserahkan pada mereka," katanya.

Ke depan, Ugan mengatakan Serikat Pekerja Pertamina berharap pemerintahan yang baru bisa mengambil kebijakan yang lebih berpihak pada rakyat.

"Keluarkan kebijakan yang pro-rakyat, amandemen itu undang-undang agar lebih pro rakyat, bubarkan SKK Migas," katanya.

Aksi unjuk rasa yang digelar sejak sekitar pukul 10.00 WIB di depan Gedung Kementerian ESDM itu diikuti kurang lebih oleh 1.500-an peserta termasuk perwakilan dari mahasiswa dan tokoh masyarakat yang peduli terhadap Pertamina.

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014