Jakarta (ANTARA News) - Meningkatkan penerapan layanan pesan WhatsApp di Amerika Serikat dan beberapa pasar lain terbukti sulit, kata pendiri WhatsApp Brian Acton.

Namun demikian, perusahaan itu masih akan mencetak pendapatan lumayan besar bagi calon induk perusahaan Facebook Inc, lapor Reuters.

"Pertumbuhan di Amerika Serikat menjadi tantangan bagi kami," kata Acton usai berbicara di StartX, sebuah inkubator bagi perusahaan-perusahaan pemula yang berafiliasi dengan Universitas Stanford, Rabu waktu setempat.

Dia juga menyebut Jepang dan Taiwan sebagai negara yang membuat "kita lebih sukses dengan sedikit lagi usaha".

Tapi Acton mengutarakan nada optimistis dalam komentar publik pertamanya sejak Facebook mengungkakan awal tahun ini akan mengakuisisi WhatsApp yang tumbuh cepat itu sebesar 19 miliar dolar AS dalam bentuk tunai dan saham.

Acton percaya WhatsApp akan menyumbangkan 1 miliar pengguna baru ke jejaring sosial terpopuler itu, meski sebagai layanan, WhatsApp tetap terpisah dari Facebook.

Dia menggambarkan hubungan antara dua perusahaan sebagai "berbeda tetapi sederajat," dengan mengatakan hubungan layanan yang saling berbaur itu akan menciptakan "risiko dan bahaya."

"Kami tidak melihat itu sebagai pengalaman bahwa 'kita akan ditelan oleh Borg'," katanya, mengacu kelompok makhluk dalam film "Star Trek" yang biasa mengasimilasi spesies lain.

Untuk mengecilkan kekhawatiran Facebook bahwa bisa saha memanfaatkan data pengguna WhatsApp, Acton mengatakan WhatsApp hanya memiliki sedikit informasi berharga untuk dibagi.

"Kami tidak memiliki banyak informasi selain nomor telepon agar aplikasinya bekerja," katanya seraya menambahkan staf perusahaan tidak menjaring melalui pesan pengguna.

Acton berkata kepada para wartawan bahwa semua pesan di WhatsApp telah dienkripsi, demikian Reuters.

Penerjemah: Ida Nurcahyani
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014