Kami sedang mempelajarinya, hal ini masih dalam pembicaraan. Nilai investasinya diperkirakan 1,6 miliar dollar AS,"
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Guang Xi, Tiongkok, akan membangun pabrik pengolahan alumina di Kalimantan Barat dengan nilai investasi 1,6 miliar dollar AS.

"Kami sedang mempelajarinya, hal ini masih dalam pembicaraan. Nilai investasinya diperkirakan 1,6 miliar dollar AS," kata perwakilan rombongan Wakil Gubernur Guang Xi Zhang Xiaoqin yang datang ke Indonesia Wei Ren di Jakarta, Jumat.

Sementara itu, Menteri Perindustrian Mohamad S Hidayat mengatakan pabrik pengolahan tersebut akan mengambil bahan baku dari perusahaan tambang di Indonesia bagian Timur milik pemerintah.

"Yang di Kalbar itu bahan bakunya dari Indonesia Timur. Akan bekerja sama dengan perusahaan milik negara, berarti dengan Antam," ujar Menperin.

Menperin menambahkan, potensi investasi dari pembangunan pabrik tersebut diperkirakan bisa mencapai lebih dari 1,6 miliar dollar AS

"Saya belum bicarakan itu (potensi investasi), tapi harus diingat untuk mineral saja, itu rata-rata membutuhkan satu sampai dua miliar dollar AS untuk satu investasi berkapasitas 200-300 ribu ton alumina," kata Menperin.

Selain itu, lanjut Menperin, Provinsi Guang Xi juga akan membangun kawasan industri di atas lahan seluas 10 hektar di Bekasi, Jawa Barat.

Menurutnya, kawasan tersebut dibangun untuk industri otomotif dan elektronik bagi para investor yang berasal dari Tiongkok.

Menperin menambahkan, yang terpenting dari kedua investasi tersebut adalah konsekuensi Tiongkok dalam berinvestasi di Indonesia.

"Saya kira yang paling konsekuen dalam hal investasi adalah Tiongkok. sebagaimana anda ketahui, hubungan bilateral selama ini didominasi oleh hubungan perdagangan, yang didominasi oleh Tiongkok," kata Menperin.

Namun, lanjutnya, pascapengajuan resmi pemerintah Indonesia untuk mengakhiri dominasi perdagangan tersebut, Tiongkok mulai masuk ke sektor industri dalam dua tahun terakhir.

"Yang terpenting di mata pemerintah adalah, tujuan mereka kalau datang ke ASEAN, itu ya Indonesia," ujar Menperin.(*)

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014