Lille (ANTARA News) - Dengan dicoretnya Franck Ribery karena cedera dari Piala Dunia di Brazil, Karim Benzema sekarang harus mengisi posisi pusat untuk Prancis.

Ribery dipandang banyak orang sebagai pemicu kreatifitas Prancis dan absennya sang pemain akan meninggalkan lubang besar pada lini serang "Les Bleus."

Maka mungkin ini merupakan kesempatan yang ideal bagi talenta papan atas negeri itu, Benzema, untuk benar-benar mulai menampilkan permainan terbaiknya.

Pulih dari cedera pangkal paha dan berpeluang dimainkan saat melawan Jamaika pada Minggu, Benzema kini akan memikul harapan seluruh negeri di bahunya.

Pada usia 26 tahun, rekor 19 golnya dari 65 pertandingan internasional untuk Prancis merupakan rekor yang sulit dipecahkan, namun sesuatu telah berubah bagi Benzema pada tahun ini, untuk menawarkan harapan bahwa mungkin ia telah siap untuk menjadi aktor utama.

Ia menghadapi Piala Dunia pertamanya dengan latar belakang musim terbaiknya dalam balutan kostum Real Madrid, di mana ia mencetak 24 gol ketika klubnya akhirnya memenangi "decima" - mahkota Liga Champions ke-10.

"Saya telah berkembang. Terdapat banyak kritik, baik dan buruk. Saya salah satu sosok senior di tim Prancis dan saya harus memberi teladan," ucapnya sepekan silam dari markas latihan Prancis di Clairefontaine.

"Saya dapat membawa pengalaman saya."

Sejak itu, masalah cedera punggung yang menimpa Ribery, berarti peran Benzema akan segera didorong untuk menjadi pemain tertajam di tim.

Memenuhi potensi luar biasanya

Sisi positif dari dicoretnya Benzema adalah meski ia relatif lebih berpengalaman dibanding sebagian besar rekan setimnya, ia tidak memiliki kenangan indah mengenai kesuksesan-kesuksesan di turnamen-turnamen utama.

Benzema diabaikan pelatih Raymond Domenech untuk Piala Dunia edisi terakhir di Afrika Selatan, sedangkan pada Piala Eropa 2008 dan 2012 ia gagal bersinar - ia gagal mencetak gol pada kedua turnamen itu ketika Prancis tersingkir di fase grup di Austria dan Swiss, serta di fase delapan besar dua tahun lalu di Polandia dan Ukraina.

Mungkin satu-satunya berkah bagi dirinya dalah dicoret dari tim untuk Piala Dunia Afrika Selatan, yang berarti reputasinya tidak dinodai oleh pemogokan yang dilakukan para pemain saat ajang akbar itu berlangsung.

Bagaimanapun Benzema sulit untuk menarik perhatian dunia pada karier internasionalnya belakangan ini.

Masih belum lama berlalu ketika mantan penyerang Lyon ini mencatatkan waktu 1.222 menit sepak bola internasional tanpa torehan satu gol pun - antara 5 Juni 2012 sampai 13 Oktober 2013.

Ia akhirnya menghentikan rekor itu untuk mengatasi tantangan dari penyerang Arsenal Olivier Giroud, untuk mengamankan tempatnya di lini depan Prancis.

Sang pemain sempat dipuji sebagai hal baru tercerah di sepak bola Prancis saat melakukan debut timnasnya pada 2007 ketika masih berusia 19 tahun, saat ia berjuang untuk memperebutkan tempat di tim inti dengan pemain yang, meski setahun lebih tua masih bermain di liga sepak bola yang lebih rendah. Benzema sendiri pada 2009 pindah ke Real Madrid, untuk mendemonstrasikan betapa dekatnya Benzema dari memenuhi bakat-bakatnya.

Bagaimanapun, ia memperlihatkan kegigihan dan determinasi hebat untuk melewati masa-masa sulit dan pada musim ini ia menjadi bagian integral dari lini depan "BBC" Real, bersama Cristiano Ronaldo dan Gareth Bale.

Ia bahkan mendapatkan kehidupan baru di bawah asuhan pelatih Carlo Ancelotti pada 12 bulan terakhir di Madrid, dan mendapat bantuan dari legenda Prancis sekaligus sesama pemain Prancis berdarah Aljazair Zinedine Zidane yang menjadi asisten pelatih di Bernabeu.

Sekarang, setelah semua masa naik dan turun, Benzema akan berupaya menorehkan jejaknya di brazil pada Senin sebagai penyerang pilihan pertama negaranya. Demikian laporan AFP.

(Uu.H-RF/Z002)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014