Semua penumpang di pesawat telah dievakuasi dan tiga teroris tewas."
Karachi (ANTARA News) - Para gerilyawan bersenjata berat menyerang bandara tersibuk Pakistan di kota selatan Karachi, Ahad malam, menewaskan sedikitnya enam orang saat penerbangan dihentikan dan tentara dipanggil, kata para pejabat.

Sekitar enam gerilyawan juga tewas dalam serangan ketika tembakan-tembakan berlanjut dan dua ledakan besar mengguncang Bandara Jinnah International, di tengah kekhawatiran pengepungan berkepanjangan mirip dengan serangan kurang ajar lain pada instalasi-instalasi penting dalam beberapa tahun terakhir.

Juru bicara Angkatan Darat, Asim Saleem Bajwa, mengatakan dalam satu pernyataan: "Semua penumpang di pesawat telah dievakuasi dan tiga teroris tewas."

Seorang pejabat senior intelijen di tempat kejadian, yang meminta namanya tak disebutkan, mengatakan jumlah gerilyawan yang tewas adalah enam dan beberapa ditemukan mengenakan berseragam biru muda.

"Salah satu dari mereka meledakkan dirinya ketika ia ditembak," menunjukkan ia mengenakan rompi bunuh diri.

Para penyerang tampaknya telah masuk dari setidaknya dua sisi Bandara, termasuk terminal haji dan bagian permesinan dekat dengan terminal lama yang tidak lagi digunakan untuk penumpang.

Jumlah epat dari penyerang tidak jelas, tetapi beberapa pejabat sebelumnya telah memperkirakan angka sekitar enam orang, meskipun sekarang diyakini lebih besar dari itu.

Para penyerang bersenjatakan senapan mesin dan granat.

Tentara, pasukan keamanan bandara, polisi dan pasukan paramiliter semua telah dikerahkan di tempat kejadian, di mana tembakan-tembakan masih berselang.

Seorang prajurit paramiliter yang terlibat dalam operasi itu mengatakan, gerilyawan masuk melalui bagian rekayasa di Pakistan International Airlines (PIA) dan menembak mati petugas keamanan pertama.

Seorang wartawan AFP di bandara mengatakan ada dua ledakan "besar" yang mengindikasikan pelaku bom bunuh diri meledakkan diri mereka sendiri.

Pecahan-pecahan kaca dan majalah tentang senjata yang digunakan dikotori di bagian engineering di mana baku tembak pertama terjadi saat asap dari serangan granat mulai mereda.

Saksi mata Sarmad Hussain, seorang karyawan PIA, mengatakan kepada AFP: "Saya mendengar tembakan sengit dan kemudian melihat para teroris menembaki pasukan keamanan. Saya tidak tahu berapa jumlahnya."

"Terima kasih Tuhan saya masih hidup, ini sangat menakutkan."

Seorang pejabat polisi yang tidak ingin diidentifikasi mengatakan, satu granat diluncurkan dengan roket peluncur granat tidak meledak juga ditemukan.
(H-AK)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014