FIFA harus merespons
Seoul (ANTARA News) - Mitra-mitra bisnis Badan Sepak Bola Dunia (FIFA) dari Asia menyuarakan perlunya penyelidikan menyeluruh atas dugaan suap dalam pencalonan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022.

Para mitra bisnis khawatir perjanjian sponsor mereka yang bernilai jutaan dolar akan ternoda oleh kasus itu.

Para analis mengatakan, pernyataan resmi dari sejumlah penyandang dana terbesar makin meningkatkan kekhawatiran atas terjadinya suap.

Setelah Adidas dan Visa berbicara akhir pekan lalu, kini dua mitra utama FIFA di Asia, Hyundai dan Sony, menegaskan mengenai pentingnya penyelidikan mendalam.

"Kami yakni FIFA akan menangani masalah ini secara serius," kata perwakilan Hyundai, seperti dilaporkan AFP.

"Hyundai Motor mendukung sepak bola sebagai olahraga yang menyatukan masyarakat di dunia, dan percaya Piala Dunia adalah panggung yang ideal untuk tujuan itu,"

Sementara itu Sony juga bereaksi atas tuduhan bahwa mantan bos sepak bola Qatar Mohamed bin Hamman membayar uang suap jutaan dolar untuk menjamin kemenangan Qatar saat pemungutan suara tahun 2010.

"Kami berharap dugaan ini diselidiki secara layak, dan kami terus berharap FIFA mematuhi prinsip integritas, etika, dan fair play di semua aspek operasionalnya," kata perwakilan perusahaan elektronik asal Jepang itu.

Meski pun masih secara halus, namun menurut para analis pernyataan para mitra komersial itu sama dengan suatu kekhawatiran.

"Ini sebagai cerminan bahwa nilai Piala Dunia itu sendiri dalam keadaan bahaya," " kata Munehiko Harada, guru besar manajemen olahraga di Universitas Waseda.

"Sulit melihat apakah gerakan politik ikut berperan di belakang kasus ini. Tapi kini kalangan komersial sudah bicara. FIFA harus merespons," katanya.

Dua konglomerat Asia itu merupakan partner-partner FIFA, bersama Adidas, Coca-Cola, Emirates dan Visa dengan nilai ratusan juta dolar.

Adidas pada Minggu menyatakan yakin masalah ini dapat diselesaikan sebagai suatu prioritas, sedangkan Visa mengatakan bahwa mereka akan terus memantau investigasi yang dilakukan FIFA.

Investigator FIFA Michael Garcia, mantan jaksa federal AS, akan merampungkan hasil penyelidikannya pada Selasa. Namun laporannya tidak akan diumumkan hingga pertengahan Juli, saat Piala Dunia 2014 di Brasil selesai.

Surat kabar Inggris The Sunday Times menyebutkan bahwa mereka memperoleh jutaan email, dokumen dan bukti transfer bank yang menunjukkan bahwa Bin Hamman pernah membayar lebih dari 5 juta dolar AS untuk memenangi proses pencalonan Qatar.

(T004)


Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014