Jakarta (ANTARA News) - Saham-saham di Bursa Efek Indonesia hari ini ditutup melemah menyusul respon negatif investor terhadap rencana pemerintah menaikkan tarif listrik.

Indeks harga saham gabungan BEI ditutup melemah sebesar 52,09 poin atau 1,06 persen ke posisi 4.885,08. Sementara indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 10,07 poin (1,21 persen) ke level 823,58.

"IHSG BEI bergerak melemah merespon sentimen negatif dari rencana kenaikan kembali tarif dasar listrik (TDL) pada Juli nanti dan pernyataan BI bahwa Indonesia masih rentan dengan gejolak ekonomi global," kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada.

Kondisi itu, lanjut dia, membuat pergerakan indeks BEI melawan arah bursa saham di kawasan Asia yang merespon positif laju bursa saham Amerika Serikat dan juga merespon kenaikan produk domestik bruto (PDB) Jepang.

"Meski nilai tukar rupiah mengalami penguatan, namun masih belum mampu menopang indeks BEI beratahan di area positif," katanya.

Ia menambahkan bahwa investor asing yang membukukan jual bersih (foreign net sell) sebesar Rp778,37 miliar pada awal pekan ini (9/6) menambah sentimen negatif bagi IHSG BEI.

Analis HD Capital Yuganur Wijanarko menambahkan bahwa pelaku pasar dikhawatirkan oleh potensi kenaikan suku bunga acuan (BI rate).

"Dalam kondisi saat ini, pelaku pasar dapat dijadikan sebagai kesempatan untuk akumulasi posisi di beberapa saham selektif," katanya.

Sepanjang perdagangan awal pekan ini transaksi tercatat mencapai frekuensi 189.501 kali dengan volume mencapai 3,09 miliar lembar saham senilai Rp3,88 triliun. Hanya 64 saham yang ditutup menguat, 242 saham melemah, dan 91 saham harganya tetap.

Dari bursa regional, indeks Bursa Hang Seng menguat 166,47 poin (0,73 persen) ke level 23.117,47, indeks Nikkei naik 46,76 poin (0,31 persen) ke level 15.124,00 dan Straits Times menguat 5,77 poin (0,17 persen) ke posisi 3.305,20.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014