Sebagai pemerintah, Pemkot Surabaya wajib memberikan peluang kepada warganya untuk menjadi lebih baik."
Surabaya (ANTARA News) - Pemkot Surabaya bekerja sama dengan sejumlah pihak memberikan bantuan stimulus kepada warga yang terkena dampak lokalisasi Dolly dan Jarak dengan harapan agar mereka siap untuk beralih profesi setelah penutupan dua lokalisasi pada 18 Juni mendatang.

"Sebagai pemerintah, Pemkot Surabaya wajib memberikan peluang kepada warganya untuk menjadi lebih baik," kata Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini saat memberikan bantuan di kediaman wali kota, Senin.

Ada 79 warga Surabaya yang hadir mendapat bantuan di kediaman wali kota. Selain warga, ikut hadir beberapa tokoh masyarakat, ulama dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait di lingkungan Pemkot Surabaya, di antaranya Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Dinas Koperasi dan UKM serta Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana (Bapemas KB).

"Yang paling penting bagi saya sebagai ummaro (pemerintah) adalah bagaimana memperbaiki kondisi ekonomi dan kesejahteraan warga, termasuk warga Putat Jaya," jelasnya.

Beberapa lembaga yang ikut bekerja sama tersebut yakni Yayasan Dana Sosial Al-Falah (YDSF), Muhammdiyah. Sebelumnya, Nahdlatul Ulama dan Universitas Ciputra juga memberikan bantuan. Penyerahan bantuan stimulus

Bantuan stimulus dari YDSF dan Muhammdiyah tersebut diwujudkan dalam bentuk barang, di antaranya bantuan mesin cuci untuk modal usaha laundry, bantuan gerobak (rombong) gorengan, bantuan modal usaha pembuatan telor asin, juga bantuan modal usaha pembuatan kaos distro.

"Kita tidak bisa hanya berpikir besok bisa makan. Tapi bagaimana makanan yang kita makan bisa membawa anak-anak kita tumbuh menjadi anak-anak yang luar biasa. Sebagai orang tua kita wajib berjuang, tetapi juga harus bisa memberikan kesempatan kepada anak-anak," sambung wali kota.

Sebelum menyampaikan sambutan, wali kota perempuan pertama dalam sejarah pemerintahan kota Surabaya ini mengajak warga yang hadir untuk meninjau beberapa produk Usaha Kecil Menengah (UKM) yang dipajang di kediaman, di antaranya kerudung, bros, sepatu, keranjang dari enceng gondok, juga souvenir lambang kota Surabaya.

Dijelaskan wali kota, semua produk tersebut merupakan hasil buatan warga miskin dan juga warga terdampak di daerah lokalisasi seperti di Dupak Bangunsari. Awalnya, mereka juga tidak tahu apa-apa tentang usaha membuat produk kerajinan.

Namun, setelah mendapatkan pelatihan dari Pemkot Surabaya, kreatifitas mereka kemudian tumbuh. Apalagi, Pemkot Surabaya tidak sekadar memberikan pelatihan, tetapi juga menfasilitasi produk mereka agar laku di pasaran.

"Mereka ini mulai dari nol. Dulunya mereka tidak bisa kemudian dilatih. Sekarang banyak produk mereka yang sudah diekspor. Pemkot juga menyewakan stan di mal-mal untuk memasarkan produk mereka serta memberikan pelatihan agar warga bisa memasarkan poduk mereka via online," kata Wali Kota Surabaya.

Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Surabaya, Zayin Chudlori menegaskan pihaknya menyerahkan bantuan total senilai Rp39 juta untuk warga terdampak di daerah lokalisasi.

"Kita memberikan bantuan berupa mesin cuci, rombong dan juga pembinaan," ujarnya.  (*)

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014