Ankara (ANTARA News) - Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan, Senin, menyatakan hubungan bilateral antara Turki dan Iran meningkat sejak Hassan Rouhani terpilih menjadi Presiden Iran.

Turki dan Iran telah mensahkan 10 kesepakatan di beberapa sektor, termasuk perbankan, transportasi, dan energi saat kunjungan resmo Presiden Iran tersebut selama dua hari ke Turki.

Keduanya pemimpin itu bersama-sama memimpin pertemuan pertama Dewan Kerja Sama Strategis Tingkat Tinggi yang bertujuan meningkatkan volume perdagangan bilateral menjadi sebanyak 30 miliar dolar AS sampai dengan 2015.

Pertemuan itu sangat bermanfaat, dan kedua negara menandatangani 10 kesepakatan mengenai perbankan, transportasi, penanaman modal, energi dan pariwisata, kata Erdogan dalam taklimat bersama dengan Rouhani, sebagaimana diberitakan Xinhua.

Perdana Menteri Turki tersebut menyatakan Ankara ingin melaksanakan kesepakatan perdagangan istimewa untuk tujuan itu, sebab para pengusaha Turki sangat berminat untuk menanam modal di Iran.

Ankara juga menuntut potongan harga dalam pembelian gas alam dari Iran. Erdogan mengatakan pembicaraan mengenai itu akan terus dilakukan. "Kami akan meningkatkan jumlah gas yang diimport dari Iran, jika kami dapat mencapai kesepakatan," katanya.

Sementara itu Rouhani mengatakan Turki dan Iran sepakat untuk lebih mendorong hubungan bilateral mereka di bidang minyak dan gas alam. Para pejabat dari kedua pihak juga akan mengadakan pembicaraan mengenai sistem perbankan guna memfasilitasi perdagangan bilateral, ia menambahkan.

Kunjungan Rouhani adalah kunjungan kenegaraan resmi pertama ke Turki oleh seorang presiden Iran setelah kunjungan resmi mantan presiden Iran Hashemi Rafsanjani pada 1996. Mantan presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad hanya dua kali mengunjungi Istanbul --satu adalah kunjungan kerja pada 2008, dan satu lagi karena ia ikut dalam satu konferensi internasional pada 2009.

Selain hubungan erat dagang dan energi mereka, kedua negara itu secara politik terlibat benturan mengenai cara menangani krisis tiga-tahun di Suriah. Ankara mendukung pasukan oposisi, sedangkan Teheran adalah pendukung kuat Presiden Suriah saat ini Bashar al-Assad. Perbedaan semacam itu telah membuat tegang hubungan bilateral mereka.

(C003)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014