Denpasar (ANTARA News) - Bali sebagai daerah tujuan pariwisata kebanjiran barang impor asal Tiongkok berupa barang modal, bahan baku usaha industri kecil dan kerajinan serta barang konsumsi.

"Perdagangan motor yang menjamur di daerah ini dari berbagai keluaran pabrik seperti Meo dan jenis motor keluaran baru, sebagian besar adalah impor dari Tiongkok," kata Ketut Yogananta, seorang petugas pemasaran agen motor di Denpasar, Rabu.

Begitu pula toko yang menjual berbagai barang elektrotik, sarana telekomunikasi berupa laptop, telepon genggam, dan perlengkapannya yang menjamur di kota Denpasar, hampir semua jenis merupakan barang impor dari Tiongkok.

Seorang pemilik toko yang memperdagangkan sarana komunikasi jenis telepon genggam, laptop dan sejenisnya di lima lokasi di kawasan wisata Kuta, Denpasar dan Dalung Badung mendatangkan barang impor dari Tiongkok, tutur Silvi pelayan toko lainnya.

Perekonomian masyarakat di Bali tergolong tinggi sehingga perdagangan berbagai mata dagangan impor sangat tinggi, baik berupa barang modal, bahan baku maupun barang konsumsi semakin tinggi dan jumlah devisa yang dikeluarkan pun bertambah besar.

Badan Pusat Statiistik (BPS) Bali dalam laporannya mengakui bahwa realisasi barang impor daerah Bali selama 2014 meningkat tajam dan sebagian besar atau sekitar 75 persen devisa yang dikeluarkan pengusaha di sini untuk membeli barang dari Tiongkok.

Realisasi impor Bali selama Januari-April 2014 misalnya bernilai 140,9 juta dolar AS, sebanyak 105 juta dolar atau sekitar 75 persen di antaranya dibelanjakan untuk membeli beraneka barang buatan pabrik di Tiongkok, sisanya dari sejumlah negara lainnya.

Impor barang dari Tiongkok di awal 2014 yang mencapai 105 juta dolar naik tajam jika dibandingkan empat bulan I-2013 hanya bernilai 12,3 juta dolar, disusul dari Korea Selatan yang hanya 9,2 juta dolar dari sebelumnya hanya 1,3 juta dolar.

Amerika Serikat yang biasanya menjual barang dengan nilai tertingggi ke Bali, kini hanya berada di urutan ketiga senilai 4,3 juta dolar selama empat bulan I-2014, angka itu merosot jika dibanding periode yang sama 2013 mencapai 4,4 juta dolar.

Bali belakangan ini memang kebanjiran barang dari Tiongkok tidak saja berupa mesin sebagai barang modal, kendaraan dari berbagai jenis termasuk perlengkapannya, juga barang merupa keramik, pakaian jadi termasuk barang berbahan baku plastik lainnya, kata Yogananta.

(I006/S004)

Pewarta: IK Sutika
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014