Malang (ANTARA News) - Dunia perbankan dinilai belum mendukung pengembangan resi gudang untuk produk hortikultura seperti bawang merah maupun cabe sebagai upaya pengamanan harga komoditas tersebut.

Direktur Perbibitan Ditjen Hortikultura Kementan Pertanian Sri Wijayanti di Kabupaten Malang Jawa Timur, Rabu, mengatakan produk bawang merah ataupun cabe harganya sangat rentan dan mudah mengalami fluktuasi.

Pada saat panen raya, tambahnya, harga kedua komoditas sayuran tersebut gampang anjlok sehingga petani sering mengalami kerugian.

"Sementara itu di sisi lain, baik bawang merah maupun cabe merah merupakan komoditas yang mudah rusak, sehingga diperlukan upaya untuk menjaga agar kualitasnya tetap bagus agar harga juga tidak mudah anjlok," katanya di sela Penas Penai Nelayan XIV di yang digelar di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, 7-12 Juni 2014.

Untuk itu, tambahnya, pihaknya akan mengusulkan pengembangan resi gudang bagi komoditas bawang guna mengantisipasi anjloknya harga pada saat panen raya.

Wijayanti menyatakan dengan resi gudang tersebut maka para petani dapat menyimpan produknya dan langsung menerima 80 persen dari nilai penjualan.

Saat ini, lanjutnya, di beberapa sentra produksi bawang merah para petani yang tergabung dalam koperasi telah membangun gudang untuk penyimpanan komoditas tersebut.

"Namun demikian koperasi kesulitan untuk melakukan pembelian bawang dari petani karena tidak adanya dana. Oleh karena itu bank seharusnya menyalurkan dananya untuk koperasi sehingga dapat membayar kepada petani," katanya.

Dia mengungkapkan ada sejumlah bank seperti Bukopin dan BRI yang menjanjikan penyaluran dana untuk pengembangan resi gudang namun hingga kini tidak ada realisasinya.

Selain itu, menurut Wijayanti, pengembangan gudang pendingin untuk komoditas bawang merah oleh koperasi terkendala tarif listrik yang tinggi.

"Ke depan resi gudang harus ada di setiap sentra produksi bawang merah. Kami akan mengusulkan ke pemerintah untuk mengembangkannya," katanya.

Pewarta: Subagyo
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014