Penduduk melepaskan tembakan ke udara untuk merayakan kemenangan itu."
Baghdad (ANTARA News/AFP) - Militer Irak merebut kembali satu kota di utara Baghdad dari gerilyawan Sabtu, dan mereka siap melancarkan serangan balik setelah Perdana Menteri Nuri Al-Maliki mendapat mandat "kekuasaan yang tidak terbatas."

Pasukan militer dan milisi suku menemukan 12 jenazah polisi yang terbakar ketika mereka menguasai kembali kota Ishaqi di Provinsi Salaheddin dari gerilyawan Arab Sunni, kata seorang kolonel polisi dan seorang dokter.

Kota itu adalah salah satu dari lokasi-lokasi terdekat ke ibu kota Irak, Baghdad,  yang direbut gerilyawan dalam serangan untuk menguasai sebagian daerah luas di utara dan tengah bagian utara Irak pekan ini.

Pasukan juga merebut kembali daerah terdekat Muatassam, Provinsi Salaheddin, kata kolonel polisi itu.

Pada Jumat malam (13/6), polisi dan penduduk mengusir gerilyawan dari kota lain provinsi itu, Dhuluiyah, di mana mereka membangun pos-pos pemeriksaan, kata para saksi mata.

"Penduduk melepaskan tembakan ke udara untuk merayakan kemenangan itu," kata saksi mata Abu Abdullah kepada AFP.

Pasukan keamanan Irak juga bergerak cepat di daerah Muqdadiyah, Provinsi Diyala, guna mencegah gerilyawan menguasai kota itu dalam pertempuran seru.

Di Samarra, lebih jauh di utara Provinsi Salaheddin, pasukan bantuan dari polisi federal dan tentara Irak tiba pada Jumat untuk memperkuat pertahanan-pertahanan kota itu, yang adalah satu tempat masjid Syiah yang dihormati, kata seorang kolonel angkatan darat.

Pasukan bantuan menunggu perintah untuk melakukan serangan balasan di daerah-daerah utara kota itu, termasuk Dur dan Tikrit, yang gerilyawan kuasai awal pekan ini, kata perwira itu.

Perdana Menteri Nuri al-Maliki yang mengunjungi Samarra untuk satu pertemuan keamanan pada Jumat juga mengunjungi masjid Al-Askari kota itu, yang dibom oleh gerilyawan tahun 2006, yang memicu perang sektarian sehingga menewaskan puluhan ribu orang.

Maliki, yang beraliran Syiah, mengatakan bahwa "kabinet memberikan perdana menteri itu, yang panglima tertinggi angkatan bersenjata, kekuasaan tidak terbatas batas" untuk memerangi gerilyawan, dalam satu pernyataan yang disiarkan Jumat malam di lamannya.

Para musuh perdana menteri telah lama menuduh dia memonopoli kekuasaan dan bergerak menuju diktator, dan pengumuman itu meningkatkan kegelisahan.
(Uu.H-RN)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2014