Program itu antara lain dengan membebaskan biaya pendidikan sejak sekolah dasar (SD) hingga sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) atau wajib belajar 12 tahun,"
Jakarta (ANTARA News) - Salah satu program pasangan capres dan cawapres Joko Widodo-Jusuf Kalla adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia dengan meluncurkan Kartu Indonesia Pintar, kata Juru Bicara Tim Pemenangan pasangan tersebut Ferry Mursyidan Baldan.

"Program itu antara lain dengan membebaskan biaya pendidikan sejak sekolah dasar (SD) hingga sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) atau wajib belajar 12 tahun," kata Ferry, di Jakarta, Minggu.

Menurut dia, Jokowi-JK secara cerdas memilih program Indonesia Pintar karena melihat sumber daya manusia Indonesia setelah 69 tahun merdeka masih sangat menyedihkan.

"Wajib belajar 12 tahun itu membebaskan biaya pendidikan serta segala pungutan baik di sekolah negeri maupun swasta," kata politisi Partai NasDem ini.

Selain wajib belajar 12 tahun, Jokowi-JK juga menyiapkan beasiswa bagi siswa-siswi yang tidak mampu dan berprestasi untuk melanjutkan studi ke jenjang kesarjanaan.

Jokowi-JK juga akan meningkatkan program magang kerja bagi siswa-siswi serta mahasiswa agar menjadi manusia yang memikiki ketrampilan praktis yang lebih baik.

Untuk menjalankan program Indonesia Pintar, tentu saja Jokowi-JK tidak perlu belajar sebagai sesuatu yang baru karena Jokowi telah merintis model itu saat menjadi Gubernur DKI Jakarta dengan program Jakarta Pintar.

"Program tersebut sudah berjalan dua tahun dan berhasil," kata Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai NasDem ini.

Ia menambahkan, Jokowi-JK akan lebih mendayagunakan dana pendidikan 20 persen dalam APBN, untuk menjalankan program Indonesia Pintar. Jokowi-JK menjadikan pendidikan sebagai jembatan untuk membangun karakter bangsa, etos kerja, serta produktivitas dan daya saing.

"Jika kita berhasil membangun pendidikan yang berkualitas, maka kita akan mempunyai sumber daya yang sangat berguna bagi pembangunan demokrasi, peningkatan ekonomi dan kesejahteraan umum," tuturnya.

Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 9 Juli 2014 diikuti pasangan capres dan cawapres, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

(S037/Z002)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014