Jakarta (ANTARA News) – Penggemar makanan Korea kini tidak perlu khawatir lagi untuk merogoh kocek dalam-dalam demi menikmati Bibimbab, Ramyun, dan Kimchi. Kedai Street Ramyun yang berada di pinggir jalan menyajikan menu-menu yang tidak hanya murah, tetapi juga berkualitas.

Street Ramyun yang berkonsep food truck ini sudah berjalan enam bulan lalu. Pemilik sekaligus koki Street Ramyun, Siauw Ferry Lee (31) mengaku makanan Korea saat ini hanya bisa dinikmati di restoran atau mall. Inilah yang menjadi motivasinya untuk membangun kedai pinggir jalan.

"Saya liat makanan Korea sekarang ini harganya buat anak kuliah dan karyawan terlalu berat. Mereka mesti keluarkan uang Rp100-150 ribu untuk makan. Kesannya makanan Korea kayaknya mahal banget," kata Ferry saat ditemui di kawasan Tebet, Jakarta, Senin.

Dengan kisaran harga Rp10 ribu sampai Rp35 ribu, menu yang disajikan di Street Ramyun ini berbahan dasar sayuran organik. Harga yang murah tidak berarti kualitas juga diturunkan, sambung chef lulusan New Zealand Oakland ini.

Street Ramyun yang merupakan satu-satunya kedai makanan Korea di pinggir jalan ini juga menyediakan beberapa fasilitas untuk memanjakan pelanggannya, yakni free wifi, pemutaran video klip Kpop pada LCD TV, dan aplikasi Street Ramyun yang memudahkan pelanggan untuk mengintip menu yang disajikan.

Aplikasi Street Ramyun dapat diunduh secara gratis oleh pengguna andoid. Dengan aplikasi ini, pelanggan dapat memesan menu kemudian diantar dengan jaminan waktu 60 menit. Namun, saat ini pemesanan hanya dapat dilakukan di sekitar Jakarta Selatan.

"Customer Loyalty yang kita tunjukkan di aplikasi kita. Setiap kali datang kita kasih stamp kalau sudah penuh akan dapet gratis snack. Bisa dibilang, kita di Indonesia yang pertama untuk (fasilitas) ini," kata pria vegetarian tersebut.

Salah satu pelanggan Street Ramyun, Marita (34) mengaku sudah hampir sepuluh kali berkunjung. Ramyun atau mi khas Korea dapat disesuaikan tingkat kepedasannya sehingga membuat Marita setia untuk mampir kembali.

"Saya biasanya nyari pedasnya aja. Sebetulnya gara-gara anak saya senang Running Man, nonton Korea terus ada makanan Korea ya udah coba ternyata enak, kimchinya juga lumayan," kata wanita yang biasa disapa Ita.

Meski harus menunggu 15-20 menit untuk menyantap Ramyun, pelanggan tak akan kecewa dengan rasa makanannya karena disesuaikan untuk lidah orang Indonesia. Saat ini, Street Ramyun hanya beroperasi malam hari, yakni pukul 19.00 sampai 24.00 WIB.

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014