Kalau perusahaan sekuritas di Indonesia memang sudah memasarkan `online trading`, teman-teman diaspora juga sudah `online` setiap hari. Jadi, tinggal bagaimana meraihnya, potensinya cukup besar,"
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Diaspora Global Indonesia Muhamad Al Arif mengemukakan bahwa potensi diaspora Indonesia berinvestasi di pasar modal domestik cukup besar menyusul telah diterapkannya transaksi saham melalui internet (online).

"Kalau perusahaan sekuritas di Indonesia memang sudah memasarkan online trading, teman-teman diaspora juga sudah online setiap hari. Jadi, tinggal bagaimana meraihnya, potensinya cukup besar," ujar Muhamad Al Arif yang juga Senior Communications Officer World Bank Group dalam diskusi bertajuk "Tapping the Diaspora: Potential Investment Inflow for Indonesias Capital Market" di Jakarta, Jumat.

Untuk merealisasikannya, lanjut dia, diaspora Indonesia juga membutuhkan dukungan kebijakan dari pemerintah Indonesia yang menjamin para diaspora baik yang masih WNI maupun non WNI bisa membeli aset di Indonesia.

"Dimulai dari kemudahan membuka rekening bank, membeli aset properti, membeli produk investasi baik itu reksa dana maupun saham, dan lainnya," katanya.

Menanggapi hal itu, Direktur Pengembangan BEI Friderica Widyasari Dewi mengemukakan bahwa pihaknya bersama otoritas pasar modal terkait sedang merevisi beberapa kendala dalam meraih investor jarak jauh di antaranya syarat "Know Your Customer" (KYC).

Ia mengatakan bahwa syarat KYC mengharuskan tatap muka antara Agen Perantara Perdagangan Efek dengan calon investor agar dapat membuka akun. Ditambah lagi harus dilakukan tandatangan basah sehingga tidak bisa dilakukan secara online.

"Jangankan yang di luar negeri, yang di Papua saja masih sulit. Hambatan ini sudah kita sampaikan ke OJK dan sedang di-review. NPWP juga kadang menyulitkan orang membuka akun," katanya.

Friderica Widyasari Dewi mengatakan bahwa segala hal yang dapat menghambat perkembangan pasar modal Indonesia terutama dalam upaya meningkatkan jumlah investor dan jumlah emiten sedang dikaji ulang.

"Sedang diupayakan bagaimana percepatan dan kemudahan orang yang jaraknya jauh agar bisa buka akun termasuk rekening dana nasabah," ucapnya.
(KR-ZMF/R010)

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014