Maaf. Maaf saja. Dulu waktu saya, ada yang jalan. Sekarang akan-akan terus. Akhirnya kita semua yang merana. Masih mau merana?"
Jakarta (ANTARA News) - Calon Wakil Presiden yang diusung koalisi partai pimpinan PDIP Jusuf Kalla mengatakan, kondisi infrastruktur yang tidak memadai sehingga menghambat konektivitas semestinya pertama kali ditanyakan kepada Menteri Koordinator bidang Perekonomian.

Kalla, pendamping capres Joko Widodo, menyampaikan hal tersebut di Jakarta, Jumat (20/6) malam, menanggapi pertanyaan mengenai usulan pembentukan lembaga khusus koordinator pembangunan infrastruktur

"Kalau sekarang tidak jalan, tanya Menko-nya dong kenapa tidak jalan. Kalau Menko-nya yang (pemerintahan) kemarin tidak jalan, silakan tanya," kata Kalla dalam diskusi dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin).

Sebelumnya, kompetitor Jokowi-Jusuf Kalla, yakni Prabowo Subianto dan mantan Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Hatta Rajasa, menyatakan setuju dengan usulan pembentukkan bank infrastruktur dan lembaga koordinator pembangunan infrastruktur di bawah Presiden.

"Kami setuju dengan pemikiran itu tentang bank infrastruktur dan ada lembaga atau badan koordinator pembangunan infrastruktur di bawah presiden," kata Prabowo, dalam kesempatan diskusi yang sama dengan Kadin.

Sedangkan Jusuf Kalla menyatakan tidak sependapat dengan pembentukan lembaga koordinator bidang infrastruktur.

"Nggak, itu kan tugasnya (Menteri) Koordinator. Untuk apa ada koordinator lagi," ujarnya, yang disambut tawa sejumlah pengusaha dalam diskusi tersebut.

Lebih lanjut, Kalla mengatakan, pembangunan infrastruktur memang membutuhkan anggaran besar.

Sumber dari anggaran tersebut, kata dia, tidak mesti hanya dipikirkan pemerintah, namun juga pihak swasta. Maka itu, kemitraan dan investasi untuk infrastruktur harus didorong terus, baik oleh pemerintah, maupun juga swasta.

Wakil Presiden 2004-2009 ini mengklaim semasa dirinya mendi Wapres, program infrastruktur terus berjalan.

Dia mengatakan, pemerintah yang akan terpilih harus berhenti hanya melontarkan wacana saja, melainkan langsung memulai dengan rencana aksi.

"Maaf. Maaf saja. Dulu waktu saya, ada yang jalan. Sekarang akan-akan terus. Akhirnya kita semua yang merana. Masih mau merana?" ujar dia.

Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 9 Juli 2014 diikuti pasangan capres dan cawapres, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla. (I029/Z002)

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014