Brasilia (ANTARA News) - Kapten Kamerun Samuel Eto'o masih diragukan apakah bisa tampil menghadapi Brasil dalam pertarungan Grup A Piala Dunia Senin (Selasa dinihari WIB) di Brasilia karena ia sedang berjuang dengan cedera lutut.

Pemain berusia 33 tahun tidak ambil bagian dalam latihan dengan sisa skuat Kamerun di National Stadium yang mengesankan, memilih berbincang dengan anggota kepolisian Kamerun yang menyertai timnya dan menonton sesi latihan itu dari ruang istirahat.

Eto'o menderita cedera lutut kanan dalam kekalahan 1-0 "Singa Tangguh" lawan Meksiko di Natal 13 Juni lalu dan tidak mengikuti latihan sejak itu.

Eto'o juga tidak dimainkan dalam laga melawan Kroasia di Manaus Rabu lalu, di mana timnya menderita kekalahan kedua 4-0.

Ditanya mengenai peluang Eto'o bermain menghadapi Brasil, pelatih Volker Finke mengatakan,"Ini dalam situasi yang sama seperti sebelum laga (melawan) Kroasia."

"Dia sedang bekerja sendiri. Itulah mengapa ia tidak berlatih bersama skuat, tapi dia tetap melakukan perannya sebagai kapten."

"Untuk besok (Senin) tidak pasti. Mungkin dia bisa membantu untuk beberapa menit, namun untuk memulai pertandingan itu mungkin tidak memungkinkan," katanya seperti dilaporkan AFP.

Setelah kalah dalam dua pertandingan, Kamerun sudah memastikan akan pulang usai laga Senin. Namun, pelatih veteran Jerman, Finke (66), menolak berspekulasi bahwa Eto'o mungkin akan mengakhiri karir internasionalnya.

"Saya kira tidak saat ini. Ia punya dua, tiga atau mungkin empat tahun lagi," kata pelatih mantan pemain yang telah melakoni 118 pertandingan dan membuat debut dalam usia 15 tahun pada 1997 itu.

"Sekarang dia benar-benar memiliki masalah kecil dengan lututnya dan membutuhkan beberapa minggu untuk bisa benar-benar sehat."

Sementara itu, Finke mengatakan ia berharap Kamerun bisa menyelesaikan dengan catatan bagus setelah bencana kampanye Piala Dunia yang dibayangi seputar bonus, cedera Eto'o dan insiden memalukan saat melawan Kroasia yang mempertontonkan bek kiri Benoit Assou-Ekotto menandukkan kepalanya ke muka rekan satu tim, Benjamin Moukandjo.

"Saya pikir semua orang telah melihat perilaku yang tidak dapat diterima. Para pemain perlu menjadi contoh untuk semua orang, (tapi) saya bukan seseorang yang membuat pidato besar menyerukan hukuman drastis.

"Kami telah mempersiapkan untuk pertandingan ini layaknya ini pertandingan yang menentukan. Kami tidak akan menyerah.

"Tak seorang pun ingin meninggalkan negara ini dengan kesan buruk. Kita perlu menunjukkan wajah berbeda untuk menyelamatkan reputasi kami--tim, pemain dan sepak bola Kamerun."

Finke juga mengatakan bahwa ia tidak mengetahui apa pun dugaan-dugaan bahwa pertemuan itu--dimana Brasil perlu setidaknya imbang untuk memastikan maju ke babak 16 besar--mungkin rentan terjadinya pengaturan skor.

"Ini harus menjadi rumor dan saya bahkan tidak pernah mendengar perbincangan itu sebelumnya. Sejauh yang saya tahu mengenai tim ini, bagi saya itu adalah mustahil. Kita tidak perlu khawatir tentang itu, saya yakin."

Dalam konferensi pers di Rio de Janeiro hari Jumat lalu, Kepala Keamanan FIFA Ralf Mutschke telah mengklaim bahwa pertandingan itu "lebih berisiko dibanding pertandingan pembukaan atau final."

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014