Bali punya julukan baru selain Pulau Surga, Pulau Dewata, dan Pulau Seribu Pura setelah bintang fim Hollywood Julia Roberts menjalani proses pengambilan gambar untuk film berjudul "Eat, Pray, and Love" karya Elizabeth Gilbert.

Film yang pengambilan gambarnya dilakukan di Ubud, Kabupaten Gianyar, dan Pantai Padang-Padang, Kabupaten Badung, tahun 2010 itu membuat Bali mendapat julukan Pulau Cinta.

Pulau Cinta tak hanya menjadi saksi perayaan cinta, tapi juga balada cinta yang membuat masyarakat Pulau Bali terhenyak.

Temuan bungkusan plastik warna hitam berisi kepala manusia di pinggir Jalan Bukit Jambul, Kabupaten Klungkung, Selasa (17/6), yang diikuti penemuan bagian tubuh manusia lainnya, mengungkap kisah cinta yang berakhir tragis.

Pada Rabu (18/6), Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Denpasar, memastikan korban mutilasi itu perempuan berusia 20-40 tahun dengan tinggi badan 120-150 sentimeter.

"Jika dilihat dari kulit dan gigi yang terawat, besar kemungkinan korban dari kelas menengah," kata Kepala Laboratorium Forensik RSUP Sanglah, dr Dudut Rustyadi.

Namun hasil identifikasi itu belum mengungkap seluruh misteri.

Wakil Kepala Kepolisian Daerah Bali Brigadir Jenderal I Gusti Ngurah Raharja Subyaktha lalu turun langsung ke lapangan memimpin operasi penyelidikan kasus itu. Ratusan personel dari Kepolisian Resor Klungkung,  Karangasem, dan Bangli dikerahkan untuk menyelidiki perkara itu.

"Ini termasuk kejahatan luar biasa sehingga perlu perhatian khusus. Pelaku berbuat kejahatan dengan tingkat kesadisan tinggi," ujarnya saat memimpin penelusuran jejak mutilasi di Mapolres Klungkung di Semarapura, Rabu (18/6).


Asmara Berujung Maut


Kerja keras polisi selama sepekan akhirnya membuahkan hasil. Polisi menangkap pelaku bernama Fikri (26) setelah dia makan malam di Jalan Dharmawangsa, Semarapura, Minggu (22/6), pukul 19.30 Wita.

Menurut hasil pemeriksaan sementara polisi, pelaku yang sehari-hari bekerja sebagai sopir di Pengadilan Agama Kabupaten Klungkung itu punya hubungan asmasa dengan korban.

Sejauh mana hubungan asmara yang melatarbelakangi tragedi itu, sampai sekarang polisi masih melakukan penyelidikan dan penyidikan secara intensif dengan meminta keterangan pelaku dan saksi-saksi serta mengumpulkan barang bukti.

"Pengakuan pelaku berubah-ubah. Masih kami dalami terus," kata Kepala Polres Klungkung Ajun Komisaris Besar Ni Wayan Sri Yudatni Wirawati menanggapi pertanyaan wartawan mengenai hubungan pelaku dan korban.

Saat melakukan pembunuhan, pelaku masih berstatus suami sah dari seorang perempuan asal Klungkung yang memberinya seorang anak berusia tiga tahun. Sementara korban, Diana Sari, berstatus janda beranak satu.

Keduanya sama-sama berasal dari Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Pelaku baru 1,5 bulan tinggal di Bali karena memang istrinya berasal dari Klungkung.

Sebelum bekerja sebagai tenaga honorer di Pengadilan Agama Kabupaten Klungkung, Fikri yang akrab disapa Eki bekerja di kantor Muhammadiyah di Sumbawa selama empat tahun.

Sementara Diana, yang akrab disapa Nana, baru sebulan menempati rumah kos di Jalan Kenyeri IX, Semarapura, atas bantuan Eki.

"Yang menyewa kos memang Fikri," kata Wayan Netra, pemilik rumah kos tempat oleh pelaku memotong tubuh pacar gelapnya itu.

Pada pelaku memutilasi tubuh pacarnya pada Senin (16/6), Wayan Netra sempat menelepon Eki untuk menanyakan kepastian perpanjangan sewa rumah kos bertarif Rp425 ribu per bulan itu.

"Saat itu dia menjawab, akan memberikan kepastian keesokan harinya," ujarnya.

Wayan Murka (60), yang rumahnya berhadapan dengan tempat kos korban, mengenal Nana sebagai orang yang ramah dan pandai bergaul.

"Banyak tamu pria datang ke kosnya Nana. Mereka ganteng-ganteng. Maklum Nana memang cantik," tutur Wayan.

Namun Wayan Netra dan Wayan Murka tidak tahu persis mengenai kemungkinan korban dalam kondisi hamil. "Tahunya dia janda asal Sumbawa beranak satu," kata Wayan Murka.

Jalinan asmara berujung maut bukan kali ini saja terjadi di Bali. Bulan ini juga ada pasangan yang berniat mengakhiri hidup dengan cara menceburkan diri ke sungai di Jalan Gatot Subroto Timur, Denpasar, menggunakan sepeda motor karena ketahuan selingkuh.

Jaelani (31), warga Madiun (Jawa Timur) dan kekasih gelapnya Nur Imamah (29) asal Jember (Jawa Timur) pada Selasa berniat bunuh diri setelah hubungan mereka diketahui pasangan masing-masing.

Jaelani secara tiba-tiba membelokkan sepeda motor ke tebing sungai sebelum melintasi jembatan Trenggana di Jalan Gatot Subroto Barat.

Akibatnya, Jaelani tewas setelah satu jam menjalani perawatan di RSUP Sanglah sedang Nur Imamah hanya luka lecet.

Oleh M. Irfan Ilmie
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014