....Program E-Commerce ini akan menjadi perantara bagi penjual dan pembeli. Saat ingin membeli barang, pembeli tidak langsung mengirim uang ke rekening penjual, tapi dikirim ke rekening E-Commerce yang dikelola Pos Indonesia."
Makassar (ANTARA News) - PT Pos Indonesia Kantor Area X menargetkan pertumbuhan bisnis online di Makassar di tahun 2014 ini bisa meningkat 30 persen dari tahun lalu yang membukukan angka 25 hingga 27 persen.

"Tahun ini kita target pertumbuhan bisnis online sampai 30 persen mengingat bisnis online ini sudah mulai diminati oleh masyarakat luas," ujar Manager Kinerja dan Administrasi Pengelolaan Penjualan, Yonathan Barung di Makassar, Selasa.

Dia mengatakan, transaksi jual beli aneka produk dari bisnis online pada tahun 2013 tercatat sekitar Rp1,2 triliun se Indonesia dan angka transaksi ini masih akan bertumbuh lagi seiring dengan semakin pesatnya dunia teknologi informasi.

Sedangkan pada tahun lalu itu juga, PT Pos Indonesia sendiri membukukan angka transaksi jual beli melalui bisnis online itu sekitar 25 hingga 27 persennya, padahal mitra yang digandeng PT Pos di Makassar hanya sekitar 20 pelaku bisnis.

"Pelaku bisnis atau UKM yang kita ajak join ada sekitar 20 UKM dan semua produknya itu dimasukkan dalam galeri bisnis PT Pos Indonesia. Dari 20 itu juga sudah membukukan angka 27 persen," katanya.

Yonathan menjelaskan, para pelaku bisnis yang sudah tidak lagi berjualan dengan cara konvensional itu kemudian mengembangkan pola bisnisnya dengan cara jual beli produk melalui dunia maya.

Dan berdasarkan tingginya transaksi jual beli melalui dunia maya atau online itu dari pelaku bisnis itu menjadi sasaran dari pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.

Bisnis online yang banyak ditemukan di Internet itu juga kerap membuat calon konsumen khwatir akan keamanan, kenyamanan dan kepastian dalam bertransaksi karena sistem ini tidak sama dengan sistem konvensional yang langsung dilakukan secara tatap muka.

"Kalau bisnis konvensional itu tidak membuat orang khawatir karena dilakukan dengan cara face to face dimana pembeli dan penjual bertemu langsung dan melihat barang yang dibeli serta terjamin ketersediaannya oleh penjualnya. Tetapi di dunia online, kita hanya melihat gambar dan komunikasi melalui teknologi. Inilah yang kemudian membuat orang khawatir," jelasnya.

Menurut dia, dengan semua sarana yang dimiliki oleh PT Pos Indonesia, pelanggan atau calon pembeli tidak perlu lagi mengkhawatirkan akan menjadi korban penipuan karena semua pelaku usaha yang diajak masuk dalam mitra PT Pos itu mempunyai kredibilitas.

Hanya saja, kata dia, PT Pos Indonesia tidak terlibat langsung dalam transaksi hanya pada penjual jasa pengiriman dimana pihaknya akan menjamin barang yang dibeli oleh pelanggan akan diantarkan langsung ke tangan pembeli setelah ada transaksi antara penjual dan pembeli.

Selain itu, dia menuturkan, PT Pos Indonesia yang mulai menggarap peluang bisnis online ini berharap pada pengiriman barang melalui Pos Indonesia bisa meningkat 30-40 persen. Apalagi selama ini 90 persen pengiriman yang diterima Pos Indonesia adalah surat dan dokumen.

Apalagi dengan jumlah pengguna Internet di Indonesia saat ini mencapai 60 juta orang dari total penduduk sekitar 230 juta orang itu. Dan 30 persennya melakukan jual beli lewat Internet.

Menurut dia, dalam bisnis online, antara penjual dan pembeli tidak saling bertemu. Dengan demikian, faktor kepercayaan sangat dibutuhkan dalam melakukan transaksi online.

"Untuk menghilangkan keraguan masyarakat dalam bisnis online, Pos Indonesia akan meluncurkan program E-Commerce. Program E-Commerce ini akan menjadi perantara bagi penjual dan pembeli. Saat ingin membeli barang, pembeli tidak langsung mengirim uang ke rekening penjual, tapi dikirim ke rekening E-Commerce yang dikelola Pos Indonesia," jelasnya.  (*)

Pewarta: Muh Hasanuddin
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014