Teruslah memantau dan bagi yang punya telepon genggam, maka potret lah. Pastikan tidak ada kecurangan terjadi."
Pekanbaru (ANTARA News) - Tim sukses pemenangan Capres/Cawapres nomor urut 2 Joko Widodo-Jusuf Kalla menginstruksikan tim koalisi dan relawan yang berada di Riau untuk menyiapkan saksi pada setiap Tempat Pemungutan Suara (TPS) saat Pilpres 2014 digelar.

"Kepada koalisi dan relawan tugas pertama adalah menyiapkan saksi-saksi dan koordinator di tiap TPS," kata Ketua Timses Pemenangan Capres/Cawapres Joko Widodo-Jusuf Kalla, Tjahjo Kumolo saat memberikan pembekalan dan pencerahan di Pekanbaru, Rabu.

Ia juga meminta kepada calon anggota legislatif (caleg) aktif mendokumentasikan proses penghitungan suara. Kemudian juga diminta melakukan pengawalan kotak suara mulai dari TPS sampai ke tingkat provinsi.

Sebelum itu, lanjutnya, menjelang pemilihan presiden, agar para relawan tetap bergerak mulai dari tingkat Rukun Tetangga/Rukun Tetangga hingga lingkungan yang lebih luas untuk menyebarkan visi dan misi Jokowi-JK.

"Mari gerakkan dan organisir kekuatan untuk ikut hadir menggunakan hak politik serta harus berani bersikap siapa kawan dan siapa lawan," serunya.

Dia menyatakan, siapapun yang mengintimidasi dan menyebarkan fitnah, maka itulah lawan dari relawan serta tim koalisi Jokowi-JK. Untuk mengahadapinya, diminta untuk berani menentukan sikap menentukan lawan dan kawan.

Timses lainnya dari Jakarta, Viktor Bungtilu Laiskodat pada kesempatan tersebut juga menyatakan kepada seluruh tim koalisi dan para relawan untuk melihat dengan cermat proses pemilihan presiden pada 9 Juli 2014.

"Teruslah memantau dan bagi yang punya telepon genggam, maka potret lah. Pastikan tidak ada kecurangan terjadi," ujarnya.

Menurutnya, itu merupakan cara yang bisa dilakukan untuk menyingkirkan "pencoleng-pencoleng" yang menghalalkan segala cara. Dimana hal tersebut diyakininya bisa dilakukan oleh para tim koalisi maupun relawan di Riau.

Dalam orasinya, ia menyatakan, Jokowi memiliki kehidupan yang sederhana. Orang seperti Jokowi, tidak akan bermimpi menjadi pemimpin yang hedonis karena cara berpikirnya juga sederhana.

"Jokowi tidak mungkin akan berarloji Rp1 miliar dan mobil Rp500 miliar. Cara berpikirnya, tidur dan bangunnya seperti rakyat biasa," cetusnya.

Pemilu Presiden 9 Juli 2014 diikuti dua pasangan capres dan cawapres, yakni Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dengan nomor urut 1 dan Joko Widodo-Jusuf Kalla dengan nomor urut 2.  (BAA/B012)

Pewarta: Bayu Agustari Adha
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014