Novo-Ogaryovo (ANTARA News) - Presiden Rusia, Jerman, Prancis dan Ukraina pada Rabu melakukan pembicaraan empat pihak melalui sambungan telepon untuk membahas situasi di Ukraina di saat Kiev sedang bergelut dengan aksi pemberontakan pro-Rusia di wilayah timur.

Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan desakannya agar gencatan senjata sementara bisa diperpanjang.

Gencatan senjata itu sendiri sebelumnya telah disepakati pada Senin antara pemerintah Ukraina dan kelompok-kelompok pemberontak untuk diberlakukan hingga Jumat.

Perpanjangan gencatan senjata itu diperlukan untuk memberi waktu bagi dilakukannya perundingan lebih lanjut, kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.

Presiden Ukraina yang baru terpilih, Petro Porshenko, menyambut baik langkah Moskow membatalkan mandat tentang penggelaran intervensi militer di Ukraina seperti yang diberikan parlemen kepada Putin pada Maret lalu.

"Pada saat yang sama, Presiden menekankan bahwa pada saat ini Ukraina mengharapkan Rusia melakukan tindakan nyata yang akan menciptakan situasi kondusif bagi stabilisasi lebih lanjut," kata sebuah pernyataan yang dimuat di situs Presiden Poroshenko.

Pernyataan itu menambahkan bahwa Poroshenko telah mendesak Putin untuk menghindarkan aksi pengaliran persenjataan dari Rusia kepada para pejuang separatis di Ukraina.

Rusia membantah keras tuduhan dari Kiev dan Barat bahwa pihaknya memberikan jalan bagi para pejuang pro-Rusia untuk menyeberang ke wilayah timur Ukraina dengan persenjataan berat untuk menghadapi pasukan pemerintah.

Juru bicara pemerintah Jerman Steffen Seibert mengatakan para pemimpin negara-negara tersebut setuju bahwa perundingan antara Ukraina, Rusia dan Organisasi Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE) perlu dilanjutkan, dengan tujuan untuk mencari mekanisme yang mengawasi genjatan senjata serta keamanan perbatasan. Demikian laporan Rueters. 

(Uu.T008)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014