... dilakukan dengan bantuan pelatih profesional... "
Jakarta (ANTARA News) - Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaaan SMA Negeri 8 Jakarta, Waridin, mengatakan, ekstrakurikuler kegiatan bermanfaat bagi siswa karena dapat mengembangkan potensi diri dan menyalurkan hasrat positif untuk berkembang.
"Kegiatan ekstrakurikuler, dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39/2008, harus mendapatkan pembinaan dan pengawasan agar dapat berpengaruh baik pada siswa dan nama sekolah, bukan justru sebaliknya," ungkap dia, di SMA Negeri 8, Jalan Taman Bukit Duri, Jakarta Selatan, Kamis (26/6).


Waridin mengatakan, kecenderungan partisipasi anak didik yang tinggi terhadap ekstrakurikuler harus didampingi secara baik oleh sekolah dengan memberikan metode dan pola pelatihan yang manusiawi.


Kegiatan ekstrakurikuler SMA Negeri 8 dibagi beberapa subseksi, antara lain rohani agama, tata upacara, Puapala, pramuka, kemasyarakatan, koperasi siswa, media siswa, sains dan penelitian, teksound, olahraga, palang merah remaja, dan kesenian.


Selain itu, penyaluran bakat dan minat diwadahi melalui kegiatan klub, yaitu tari, kolintang, sepak bola, soft ball, base ball, tenis lapangan, rampak gendang, dan band.


"Semua kegiatan dilakukan dengan bantuan pelatih profesional," kata Waridin. Di SMA Negeri 8, pembinaan dan pendampingan dilakukan secara ketat oleh guru pembimbing dan ketua subseksi ekstrakurikuler. Yang melanggar peraturan dikenakan hukuman.


"Hal itu agar tidak terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan kegiatan, seperti tindak kekerasan dan bullying antar siswa," kata dia.


Sebelumnya, pada 20 Juni 2014, seorang pelajar SMA Negeri 3 Jakarta, Arfiand Al Irhami (16), meninggal dunia saat mengikuti ekstrakurikuler pencinta alam, di Gunung Tangkuban Perahu, Jawa Barat, yang diduga akibat tindak penganiayaan.


Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Rikwanto, di Jakarta, Selasa, dikutip antaranews.com, mengatakan, polisi telah memeriksa 27 saksi, yaitu keluarga korban, siswa di lokasi, guru pendamping, guru, dan kepala sekolah.


Waridin menganggapi kejadian itu dengan perasaan iba. "Sangat disesalkan. Hal tersebut seharusnya menjadi pembelajaran buat kita semua tentang bagaimana praktik kekerasan dan bullying masih menghantui para siswa," kata dia.

Pewarta: Roberto Basuki
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014