Sukabumi, Jawa Barat (ANTARA News) - Oknum guru dan kepala sekolah SMK Yaspim Gegerbitung menganiaya seorang pelajar SMKN 1 Gegerbitung, Kabupaten Sukabumi saat perayaan kenaikan kelas dan perpisahan.

Informasi yang dihimpun dari korban penganiayaan yakni Ad, saat kejadian dirinya bersama rekan-rekan dari SMKN 1 Gegerbitung ingin menonton acara perpisahan dan kenaikan kelas yang diselenggaran oleh pihak SMK Yaspim dengan mengundang grup band Vagetoz pada Rabu, (25/6).

Namun, saat rombongan pelajar SMK N tersebut hendak pulang terjadi gesekan kecil, tiba-tiba seorang oknum guru SMK Yaspim berinisial Da tiba-tiba memukul Ad pada bagian kepalanya, namun beruntung keburu dilerai oleh warga.

"Selain saya, rekan saya berninisial Ge yang juga alumni SMK Yaspim menjadi korban penganiyaan oleh kepala sekolah bernisial Fu itu, bahkan Ge mengalami luka pada bagian jidat dan dadanya dan sampai saat ini masih ada bekas lukanya," kata Ad kepada wartawan, Kamis.

Melihat kejadian tersebut, pihak kepolisian dari Polsek Gegerbitung langsung mengamankan kedua korban dan memanggil pihak sekolah dan oknum guru yang telah melakukan penganiyaan tersebut.

Karena tidak terima dengan ulah kedua oknum guru tersebut, akhirnya pihak keluarga korban melaporkan kasus penganiayaan tersebut kepada pihak kepolisian.

Namun, musyarawah antara keluarga korban, korban dan oknum guru yang ditengahi oleh Kapolsek Gegerbitung, Iptu I Djubaedi akhirnya menyepakati bahwa kasus ini diselesaikan dengan cara kekeluargaan dan pihak sekolah wajib membuat kesepakatan tertulis agar kasus ini tidak kembali terjadi dan pihak korban pun tidak membalas kejadian ini.

"Semua sudah sepakat bahwa kasus ini sudah tuntas dengan cara kekeluargaan dan kami mengimbau kepada warga untuk tidak memperpanjang kasus ini lagi, karena pihak sekolah sudah meminta maaf baik secara lisan maupun tertulis dan tidak akan melakukan hal serupa lagi," kata Djubaedi.

Sementara, perwakilan keluarga korban Effi mengatakan pihaknya tidak akan menuntut pihak sekolah, namun kasus ini harus dijadikan pelajaran oleh kedua oknum guru tersebut agar dalam memberikan pelajaran tidak perlu dengan kekerasan seperti melakukan penganiayaan.

"Kami tidak ingin memperpanjang kasus ini lagi dan kami berjanji tidak akan ada aksi balasan," katanya.

Di tempat yang sama Kepala SMK Yaspim Gegerbitung, Fu mengatakan bahwa dirinya dan Da khilaf saat menangani kasus tersebut sehingga dirinya gelap mata melakukan pemukulan tersebut.

Mewakili lembaganya, ia pun meminta maaf secara tertulis dan lisan kepada keluarga dan warga sekitar dan berjanji tidak akan mengulang lagi tindakan konyolnya tersebut.

Pewarta: Aditya A Rohman
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014