Pekanbaru (ANTARA News) - Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Pekanbaru mengintensifkan pengawasan terhadap peredaran makanan dan obat di Provinsi Riau menjelang bulan puasa Ramadhan.

"Kami sudah dua tahap melakukan pengawasan ke sarana-sarana distribusi makanan, dan banyak mendapatkan temuan," kata Kepala BBPOM Pekanbaru Indra Ginting kepada Antara di Pekanbaru, Jumat.

Dalam pengawasan tahap pertama, ia mengatakan petugas BBPOM Pekanbaru memantau 26 sarana distribusi makanan dan mendapati tiga distributor yang menjual makanan tanpa izin edar. Menurut dia, petugasnya telah menyita 588 bungkus panganan impor yang masuk secara ilegal.

Kemudian dalam operasi kedua, petugas melakukan pemeriksaan terhadap 50 sarana distribusi dan mendapat temuan lebih banyak. Dari jumlah itu, sebanyak 14 distributor kedapatan menjual makanan impor tanpa izin edar, yang akhirnya disita sebanyak 1.521 bungkus. Ia mengatakan jenis makanan yang disita merupakan produk panganan ringan merk Apollo, ikan sarden kalengan dan susu kalengan, yang semuanya diselundupkan dari Malaysia.

"Operasi kedua ternyata ditemukan lebih banyak lagi makanan tanpa izin edar. Kami langsung menyita dan memusnahkannya," tegas Indra Ginting.

Ia mengatakan, BBPOM menjatuhkan sanksi administrasi berupa surat teguran dan penyitaan barang untuk dimusnahkan. Apabila distributor nanti tetap membandel dan mengulangi perbuatannya, maka ia mengatakan akan langsung memidanakan mereka.

"Kalau mengulangnya lagi tidak ada ampun, kita bawa ke pidana," katanya.

Ia mengatakan, upaya pengawasan peredaran makanan dan obat yang dilakukan selama ini baru menyentuh area hilir dan belum efektif untuk membersihkan pasar di Riau dari masuknya barang impor secara ilegal.

Sebab, ia mengatakan selain harus "kucing-kucingan" menangkap distributor yang nakal, BBPOM juga harus menghadapi masalah yang lebih besar untuk pengawasan di bagian hulu tempat masuknya barang impor ilegal tersebut.

"Pengawasan barang impor di bagian hulu belum bersinergi sehingga meski terus razia, barang-barang ini terus masuk ke pasar. Ada backup dari oknum aparat dan pemerintahan di belakangnya, dan ini butuh kerja sama dengan semua instansi untuk menghadapinya," kata Indra.

Ia mengatakan pihaknya terus melakukan pendekatan ke Pemprov Riau dan pemerintah kabupaten/kota lainnya untuk menggalang dukungan dalam memperketat pengawasan terhadap penyelundupan barang impor. Ia mengatakan pertemuan yang sudah dilakukan adalah dengan Wakil Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rahman, dan Pemkab Indragiri Hilir.

"Sejauh ini responsnya positif, dan semoga akan tetap kompak," ujarnya.

(F012/B/M026)

Pewarta: FB Anggoro
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014