...Satpol PP yang punya hajat di sini melakukan razia dan sweeping agar tidak adalagi wisma yang buka pascapenutupan."
Surabaya (ANTARA News) - Ratusan aparat keamanan gabungan dari Polisi, TNI dan Satpol PP Kota Surabaya mendatangi lokalisasi Dolly dan Jarak, Jumat sore, guna memastikan tidak adanya PSK dalam wisma pascapenutupan dua lokalisasi pada 18 Juni lalu.

Kepala Satpol PP Surabaya Irvan Widyanto mengatakan kedatangan aparat keamanan merupakan tindak lanjut dari deklarasi penutupan Dolly dan Jarak yang bertujuan untuk mensterilkan Dolly dan Jarak dari kegiatan prostitusi pascadeklarasi.

"Sebagai bentuknya, maka Satpol PP yang punya hajat di sini melakukan razia dan sweeping agar tidak adalagi wisma yang buka pascapenutupan," tuturnya.

Dia menegaskan, warga Dolly dan Jarak tidak perlu khawatir dengan kedatangan petugas gabungan. Dia memastikan petugas tidak akan bertindak represif untuk mensweeping zona hitam itu.

Menurut dia, petugas lebih mengedepankan persuasif dan humanis. Sebab, warga sekitar Dolly dan Jarak merupakan warga asli Surabaya. Tentu saja, petugas tidak ingin membuat warganya ketakutan.

Irvan mengkhwatirkan sebelum pihaknya melakukan sweeping ada ormas-ormas lain yang bertindak terlebih dulu. Bila itu terjadi, hampir bisa dipastikan akan terjadi bentrok.

Selain sweeping, petugas gabungan juga membenahi "closed circuit television" (CCTV) di sejumlah titik di kawasan Dolly dan Jarak. Keberadaan CCTV itu saat ini dirusak oleh oknum.

"Saya minta supaya warga bersikap cooling down, apalagi ini menjelang bulan Ramadhan," katanya.

Salah satu pemilik wisma di gang Dolly Eko mengatakan petugas gabungan tersebut memeriksa wisma dan memastikan tidak ada PSK di dalamnya. "Cuma ngecek. Ada anak-anak PSK atau tidak," ujar Eko.

Ia mengatakan aparat gabungan tersebut berjalan memeriksa setiap wisma yang ada di gang Dolly untuk mengecek satu persatu. "Tapi ya tidak ada hasilnya, wong semua (PSK) sudah pada pulang kok. Kita ini tertib mas. Kalau waktunya libur selama bulan puasa, kita pasti libur," katanya. (*)

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014