Saya ingatkan seluruh masyarakat, apa pun dinamikanya tetap jaga ketenangan dan stabilitas Pemilu dengan baik,"
Bekasi (ANTARA News) - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengimbau seluruh masyarakat untuk menjaga stabilitas Pemilu Presiden dengan prilaku yang santun.

"Saya ingatkan seluruh masyarakat, apa pun dinamikanya tetap jaga ketenangan dan stabilitas Pemilu dengan baik," katanya dalam konferensi pers kampanye terbuka di Kota Bekasi, Jawa Barat, Jumat.

Hal itu diungkapkannya menyikapi dinamika politik yang semakin memanas menjelang hari pemungutan suara 9 Juli 2014.

Dinamika politik yang dimaksud berupa sejumlah serangan kampanye hitam dari kubu lawan untuk memojokkan sosok Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Menurut mantan presiden perempuan pertama di Indonesia itu, kampanye hitam yang saat ini disoroti pihaknya adalah rumor akan munculnya huru-hara pascapenyelenggaraan Pilpres.

"Akhir-akhir ini saya mendengar rumor bila kandidat nomor urut 1 (Prabowo-Hatta) kalah, akan terjadi huru-hara. Saya terkejut siapa yang melempar rumor itu. Karena saya akan katakan dan tampil pertama kali tidak akan kami lakukan itu, baik PDIP maupun partai pengusung," ujarnya.

Dari pengalamannya mengikuti sejumlah agenda Pilpres, kata dia, tidak sekalipun pernah terjadi konflik kepentingan yang berujung pada huru-hara.

"Saya pernah menjadi presiden ke-5 Indonesia. Saya yang gagas Pemilu langsung pada 2004. Ini harus dijadikan pendidikan politik. Saat itu Pemilu berjalan baik. Kenapa malah saat ini dikatakan berpotensi menimbulkan huru-hara, padahal hanya untuk menakut-nakuti rakyat agar memilih pasangan lain," katanya.

Mega juga meminta peran media massa untuk berlaku objektif dalam menyebarluaskan kabar politik kepada masyarakat.

"Media harus bertanggung jawab atas hal itu. Misalnya, dalam kasus media Obor Rakyat. Itu media yang tidak bertanggung jawab," katanya.

Kasus dugaan fitnah dan pencemaran nama baik terhadap pasangan capres dan cawapres Jokowi-JK oleh Tabloid Obor Rakyat saat ini tengah dalam penanganan kepolisian.

Pemilu Presiden, 9 Juli 2014 diikuti dua pasangan capres dan cawapres, yaitu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

(KR-AFR/H-KWR)

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014