Lebak (ANTARA News) - Sebanyak 315 jembatan gantung di Kabupaten Lebak, Banten, kini kondisinya rusak parah sehingga berdampak terhadap perekonomian masyarakat di derah itu.

"Kerusakan jembatan gantung itu juga dapat menyebabkan kecelakaan bagi warga yang melintasinya," kata Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya di Rangkasbitung, Jumat.

Ia menyebutkan, di wilayahnya terdapat puluhan aliran sungai utama juga ratusan anak sungai, sehingga memerlukan jembatan gantung sebagai alat penghubung antardesa setempat.

Jembatan gantung dinilai sangat penting guna meningkatkan perekonomian masyarakat karena untuk akses transportasi berbagai jenis kendaraan.

Pemerintah daerah dari tahun ke tahun terus melakukan perbaikan dan pada 2014 menjangkau sebanyak 11 jembatan dengan alokasi APBD Rp10 miliar.

Namun, pembangunan tersebut relatif kecil akibat keterbatasan anggaran itu.

"Kami berharap perbaikan dan pembangunan jembatan gantung menggunakan APBN Pusat dan APBD provinsi maupun perusahan," katanya.

Menurut dia, jembatan gantung yang kondisinya rusak parah, sedang dan ringan tersebar di 28 kecamatan.

Sebagian besar kerusakan jembatan itu akibat dimakan usia dan juga konstruksinya kurang berkualitas.

Selain itu juga karena diterjang bencana alam, seperti banjir dan tanah longsor.

"Kami menerima laporan tahun ini banyak jembatan gantung yang rusak akibat bencana alam itu," ujarnya.

Untuk mempercepat program percepatan pembangunan di Kabupaten Lebak maka diperlukan partisipasi bantuan dari berbagai pihak.

Perusahaan Gas Negara (PGN) membangun jembatan gantung semi permanen di Desa Cilangkap Kecamatan Kalanganyar yang menelan biaya Rp1,5 miliar untuk menghubungkan Desa Cilangkap, Kecamatan Kalanganyar dan Desa Tambakbaya Kecamatan Cibadak.

"Kami berharap perusahaan milik BUMN lainnya bisa membantu pembangunan jembatan gantung seperti yang dilakukan PGN," katanya berharap.  (MSR/T007)

Pewarta: Mansyur
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014