Industri pariwisata sangat sensitif dengan isu keamanan. Hal itu terbukti juga di Thailand beberapa waktu lalu, yang membuat kinerja industri pariwisata di negara itu merosot tajam."
Jakarta (ANTARA News) - Kalangan pariwisata berharap proses pelaksanaan Pemilihan Presiden (Pilpres) 9 Juli 2014 dapat berlangsung dengan damai, sehingga tidak mengganggu iklim perekonomian, investasi dan pariwisata Indonesia.

"Seluruh dunia kini melihat ke Indonesia. Kami tentu sangat berharap Pilpres 2014 berlangsung dengan damai, jujur dan adil, karena kami tidak ingin kehilangan kesempatan untuk membangun perekonomian dan memperkuat citra positif kami di dunia internasional," kata Ketua Umum DPP Indonesia Congress and Convention Association (Incca) Iqbal Alan Abdullah kepada pers di Jakarta, Senin.

Menurut Iqal, saat ini banyak kalangan investor maupun pelaku usaha dalam posisi "wait and see" terkait situasi di dalam negeri.  Dia menilai situasi saat ini masih kondusif, tapi berbagai kalangan sempat juga menyampaikan kekhawatiran, misalnya, jika situasi pada saat pencoblosan maupun pada setelahnya bisa berubah menjadi konstruktif bagi citra Indonesia.

"Industri pariwisata sangat sensitif dengan isu keamanan. Hal itu terbukti juga di Thailand beberapa waktu lalu, yang membuat kinerja industri pariwisata di negara itu merosot tajam," katanya.

Terkait pembangunan pariwisata 5 tahun ke depan, Iqbal yang juga Vice President Asian Federation of Exhibition and Convention Associations (AFECA) ini, mengatakan, pasca terpilihnya presiden dan wakil presiden baru nanti diharapkan dapat membawa Indonesia menuju era emas yang belum pernah terjadi sebelumnya.

"Kami berharap terjadi peningkatan dua digit penerimaan wisatawan mancanegara menuju 20 juta kunjungan tahun 2020, termasuk peningkatan kontribusi pariwisata dalam hal penyediaan lapangan kerja dan peningkatan kualitas sumber daya manusia," katanya.

Untuk mewujudkan hal itu, Iqbal menyebut pembenahan pemasaran, pengembangan destinasi, kelembagaan maupun politik anggaran harus dilakukan. “China harus mampu kita dorong ke angka 3,5 juta wisatawan. Begitu juga dalam rangka ASEAN Economi Commmunity, kita harus mampu mendorong hingga 7 juta wisatawan hingga 2020,” katanya.

Iqbal yang juga anggota DPR RI menambhakan, pihaknya juga mempersiapkan sebuah strategi besar untuk mencapai tujuan itu, termasuk bagaimana menjadikan industri pariwisata Indonesia sebagai produk kreatif mampu menjangkau pasar global, mulai dari bisnis perhotelan, travel, PCO/PEO, cinderamata, Spa, kuliner bermerek Indonesia mampu bersaing secara regional dan global.
 
Dia mengingatkan, pariwisata memiliki daya ungkit besar untuk kemajuan ekonomi, diplomasi internasional, dan sosial budaya.(*)

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014