Banda Aceh (ANTARA News) - Pihak rektorat Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Darussalam Banda Aceh akan menjaring pendapat dari berbagai kalangan terkait wacana pergantian nama universitas tertua di Provinsi Aceh itu.

"Kami akan menggelar diskusi publik untuk mendengar pendapat berbagai pihak atas wacana pergantian nama Unsyiah. Diskusi publik itu dijadwalkan 2 Juli 2014," kata Rektor Unsyiah Syamsul Rizal di Banda Aceh, Senin.

Dari forum diskusi itu diharapkan dapat menjadi salah satu referensi tentang perlu tidaknya Unsyiah melakukan penggantian nama.

Wacana penggantian itu juga disampaikan Rektor Syamsul Rizal saat melantik pengurus Ikatan Keluarga Alumni (IKA) periode 2014-2016, beberapa waktu lalu.

Rektor menjelaskan wacana tersebut sebelumnya disuarakan oleh beberapa pihak dalam berbagai diskusi, baik di dunia maya maupun dalam diskusi langsung.

"Kami juga menerima beberapa laporan dari masyarakat bahwa nama Unsyiah di luar Aceh dan bahkan di luar negeri kadang diidentikkan dengan aliran Syiah, yaitu salah satu aliran Islam yang tidak begitu diterima di Indonesia," katanya.

Nama Universitas Syiah Kuala itu berasal dari nama salah satu ulama besar Aceh zaman dahulu yakni Syech Abdurrauf As-Singkili, atau juga dikenal dengan nama Teungku Syiah Kuala.

Nama perguruan tinggi itu resmi tertabalkan sejak awal dengan kata "Syiah Kuala" pada 2 September 1959.

Sejauh ini, di media sosial berkembang diskusi antar sesama alumni Unsyiah yang mengarah kepada ketidak setujuan mereka untuk penggantian nama Unsyiah.

Sebagian besar mereka berpendapat bahwa Unsyiah hanya perlu melakukan sosialisasi lebih intensif ke pihak luar untuk memberi pemahaman bahwa nama tersebut tidak terhubung dengan aliran Syiah.


Pewarta: Azhari
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014