Tokyo (ANTARA News) - Alberto Zaccheroni yang baru mundur dari kursi kepelatihan timnas Jepang menyusul tersingkirnya mereka dari Piala Dunia 2014, mengatakan pensiun dari dunia sepak bola menjadi opsi saat ia hendak meninggalkan negeri Sakura ke kampung halamannya Italia pada Selasa.

"Sangat sedih rasanya untuk pergi. Saya melewatkan empat tahun yang luar biasa. Saya belum kehilangan hasrat terhadap sepak bola, tetapi pensiun juga bisa menjadi pilihan," kata pria berusia 61 tahun itu kepada awak media di Bandara Haneda, Tokyo.

Zaccheroni, yang bersama Pasukan Samurai Biru hanya memperoleh satu poin dari tiga laga di Brasil menghadapi Pantai Gading, Yunani dan Kolombia, mendapatkan kejutan dengan diantarkan oleh kapten Jepang Makoto Hasebe beserta pemain bertahan Atsuto Uchida.

"Ini kartu kuning. Namun saya sangat gembira," seloroh Zaccheroni mengenang.

"Saya ingin beristirahat sejenak, menghabiskan waktu bersama keluarga dan melihat bagaimana nanti ke depannya," kata mantan pelatih Juventus dan AC Milan itu.

"Saya telah membangun hubungan dekat dengan Federasi Sepak Bola Jepang (JFA), dengan para staf pelatih dan pemainnya. Saya akan menjaga kenangan empat tahun ini di dalam hati."

Zaccheroni akan digantikan oleh Javier Aguirre yang sempat membawa tanah airnya, Meksiko, ke babak 16 besar Piala Dunia 2002 dan 2010.

JFA secara signifikan harus meningkatkan tawaran mereka kepada pelatih berusia 55 tahun itu setelah kegagalan Jepang di Brasil, saat mereka kalah 2-1 dari Pantai Gading, ditahan imbang tanpa gol oleh 10 pemain Yunani dan dihabisi Kolombia 4-1.

Aguirre akan mengantongi bayaran sekira 2,45 juta dolar AS per tahun, dua kali lebih banyak dari gaji Zaccheroni.

Tersingkirnya Jepang menjadi gejala bersama bagi wakil-wakil Asia lantaran semifinalis 2002 Korea Selatan, Australia dan Iran semuanya terhenti di babak penyisihan grup di Brasil.

Zaccheroni menggantikan Takeshi Okada yang membawa Jepang ke babak 16 besar edisi 2010, kali kedua mereka di babak kedua dan pertama kalinya di luar kandang.

Pelatih Italia itu memiliki catatan 30 kemenangan, 12 imbang dan 13 kekalahan dalam 55 kali pertandingan bersama Jepang, namun dihadapkan pada kritik atas komposisi skuad timnas dan taktik yang digunakan selama Piala Dunia 2014, demikian AFP.

Penerjemah: Gilang Galiartha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014