Modal tanam tebu cukup tinggi, selain harga pupuk mahal, biaya perawatan membengkak dan yang paling menjadi beban selama ini adalah rendemen tidak pernah meningkat,"
Jember (ANTARA News) - Petani di Kabupaten Jember, Jawa Timur, mengeluhkan rendahnya rendemen tebu yang ditetapkan pabrik gula (PG) Semboro di kabupaten setempat pada kisaran 6,5 persen, sehingga banyak petani yang merugi.

"Rendahnya rendemen tebu yang ditetapkan PG berdampak pada pendapatan petani, padahal harga sewa lahan dan biaya produksi terus naik," kata salah seorang petani tebu di Jember Samuji Zarkasih, Selasa.

Menurut dia, biaya sewa lahan per hektare sebesar Rp16 juta ditambah biaya perawatan lain-lain hingga total biaya produksi yang harus dikeluarkan petani mencapai Rp22 juta per tahun, sedangkan pendapatan yang diterima petani hanya Rp16 juta per hektare.

"Modal tanam tebu cukup tinggi, selain harga pupuk mahal, biaya perawatan membengkak dan yang paling menjadi beban selama ini adalah rendemen tidak pernah meningkat," tuturnya.

Kalau tidak ada solusi terkait dengan rendahnya rendemen tebu tersebut, lanjut dia, maka tidak menutup kemungkinan para petani tebu di Jember akan beralih menanam tanaman lainnya yang dinilai lebih menguntungkan seperti padi atau tanaman palawija.

"Harga jual gula di tingkat lelang saat ini sebesar Rp8.250 ribu per kilogram, padahal petani berharap harga jualnya bisa mencapai lebih dari Rp10 ribu per kilogram untuk menutupi tingginya biaya produksi," ucap Samuji yang juga politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu.

Ketua Paguyuban Petani Tebu Rakyat (PPTR) Jember Mohammad Ali Fikri mengatakan rendahnya rendemen tebu tersebut akan dirasakan petani tebu pada saat panen yang diprediksi pada September 2014.

"Mungkin saat ini belum terasa dampaknya karena tebu petani masih belum banyak ditebang, namun rendahnya rendemen tebu akan menjadi gejolak petani pada saat panen dan giling di bulan September mendatang," tuturnya.

Ia menjelaskan sulitnya petani tebu mendapatkan pupuk, tidak adanya kredit untuk petani, harga pupuk yang cukup mahal, harga lelang gula yang rendah, maraknya gula impor rafinasi dan perdagangan bebas ASEAN akan menyebabkan petani beralih menanam tanaman lainnya yang lebih menguntungkan.

"Tidak ada kebijakan pemerintah yang berpihak kepada petani tebu, sehingga luas lahan tebu di Jember dan beberapa daerah lainnya diprediksi akan terus berkurang setiap tahun, sehingga hal itu akan memengaruhi produksi gula nasional," katanya.

(KR-ZUM/Z003)

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014