Kaduna, Nigeria (ANTARA News) - Satu ledakan di persimpangan sibuk di kota Nigeria utara, Kaduna, Selasa, melukai dua orang namun tidak menimbulkan kematian, kata polisi.

Komisaris Polisi Negara Bagian Kaduna, Umar Shehu, kepada Reuters melalui telepon menjelaskan bahwa ledakan itu menghantam satu jalan di kota yang disebut Nnamdi Azikwe Way pada sekitar pukul 20.30 waktu setempat.

Kota itu terletak di sepanjang "Sabuk Tengah" Nigeria, di mana sebagian besar penganut Kristen selata dan Muslim di utara bertemu, dan telah ditargetkan oleh kelompok militan Boko Haram di masa lalu.

Presiden Nigeria Goodluck Jonathan sebelumnya telah mengutuk serangan bom baru-baru ini di Negara Bagian Kaduna di bagian tengah-utara dan Bauchi di bagian timurlaut.

Dua serangan terhadap beberapa desa di Negara Bagian Kaduna di Nigeria Tengah-Utara pada Senin malam (24/6) merenggut tak kurang dari 38 nyawa sementara sejumlah orang lagi cedera.

Polisi di Negara Bagian Bauchi di Nigeria Timurlaut pada Ahad (29/6) mengkonfirmasi sedikitnya 10 orang tewas dalam satu serangan oleh beberapa pria bersenjata yang melancarkan serangan terhadap satu tempat bordil.

Di dalam satu pernyataan yang dikeluarkan Ahad, pemimpin Nigeria tersebut menyampaikan tekad negaranya untuk menyeret para pelaku serangan ke pengadilan.

Ia menyampaikan simpati kepada keluarga mereka yang tewas dalam serangan itu dan kepada orang yang cedera atau kehilangan harta mereka dalam "serangan membabi-buta terhadap Negara Bagian Kaduna dan Bauchi.

Pemerintah juga akan memulihkan keamanan sepenuhnya di semua bagian negeri tersebut, tambah pernyataan itu.

Presiden tersebut, katanya, telah menginstruksikan semua lembaga terkait agar secepatnya memberikan bantuan medis darurat kepada orang yang cedera atau kehilangan tempat tinggal akibat serangan dan pemboman baru-baru ini.

Ia mendesak semua rakyat Nigeria agar memberi dukungan maksimal dan kerja sama kepada Angkatan Bersenjata dan lembaga keamanan --yang terus bekerja tanpa henti untuk mengakhiri ancaman ketidak-amanan di negeri tersebut dalam waktu sesingkat-singkatnya, demikian Reuters melaporkan.

(SYS/H-AK)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014