... Harga sosial terlalu mahal untuk kita bayar... "
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Majelis Ulama Indonesia, Din Syamsuddin, meminta juru bicara partai ataupun pasangan calon presiden-wakil presiden tidak provokatif.

"Jubir partai jangan provokatif, jangan sampai pernyataannya memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa," ujar Syamsuddin, dalam acara tausyiah kebangsaan di Jakarta, Kamis.

Dia menyayangkan pernyataan dari Sekjen PDI Perjuangan, Tjahjo Kumolo, yang menginstruksikan pengepungan kantor TV One, karena kecewa dengan pemberitaannya.

Begitu juga dengan media, Syamsuddin meminta tidak provokatif ataupun memojokkan salah satu pasangan calon presiden-wakil presiden.

"Harga sosial terlalu mahal untuk kita bayar. Luka yang ditimbulkan cukup dalam dan tidak akan cepat sembuh setelah 9 Juli."

Lagi pula, dengan sikap juru bicara dan media demikian, maka hakikat demokrasi sulit tercapai.

"Saya mengimbau kelompok yang cinta persatuan untuk menjadi kekuatan moral, penengah, wasit moral, dan bisa mengedepankan kearifan."

Dia juga meminta pemerintah yang masih berkuasa, untuk menunaikan tanggung jawabnya karena sangat bergantung pada pemerintah.

"Pemerintah harus netral. Kondisi yang damai dapat terlaksana jika kelompok negarawan, kelompok yang cinta damai dapat bersama-sama menghindari pertikaian," jelas dia.

Dia mengaku prihatin dengan kondisi kebangsaan yang menampilkan gejala perpecahan bangsa. Kondisi yang terjadi saat ini tidak sehat. Situasi ini diperparah dengan sikap tim sukses dan pendukung yang berkampanye hitam.

Pewarta: Indriani
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014