Batam (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong pertumbuhan industri seluler dalam negeri mengingat Indonesia sebagai pasar terbesar keempat bagi produsen ponsel dan tablet di dunia.

"Pemerintah mendorong pelaku usaha lokal untuk membangun industri ponsel di Indonesia. Peluangnya masih besar sekali," kata Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT) Kemenperin, Budi Darmadi, saat meresmikan acara peluncuran produksi smartphone 4G LTE pertama buatan Indonesia, di Batam, Jumat.

Ponsel 4G LTE bermerk Ivo tersebut didesain oleh PT Tata Sarana Mandiri, sementara bagian produksi dilakukan oleh PT Sat Nusapersada Tbk. Smartphone tersebut merupakan ponsel 4G pertama buatan Indonesia.

Ia mengatakan pertumbuhan industri ponsel merupakan salah satu fokus utama pengembangan IUBTT pada 2014.

Menurut dia, beberapa strategi yang telah dilakukan Kemenperin untuk menggenjot perkembangan industri ponsel yakni pemberian insentif investasi, mengendalikan produk impor, pengembangan kolaborasi dengan industri komponen potensial dan pengembangan standarisasi produk.

Sepanjang 2013 tercatat sekitar 15 pabrik komponen telekomunikasi telah dibangun, di antaranya meliputi produksi chasing, keypad, baterai, charger, dan LCD. Pada 2016, produk komponen tersebut diupayakan dapat terpasang pada perangkat-perangkat seluler merek lokal.

Pihaknya berharap industri elektronika dan komponennya bisa tumbuh mencapai 10 persen pada 2014 dengan penyerapan tenaga kerja baru sebanyak 378 ribu orang.

Dia menambahkan produksi ponsel dalam negeri diharapkan bisa menjadi substitusi impor. "Diharapkan konsumen bisa beralih ke produk ponsel buatan dalam negeri," katanya.

Nilai impor telepon seluler pada 2013 tercatat sebanyak 62.033.289 unit. Sementara nilai impor sejak awal 2014 hingga Juni 2014 mencapai 27.334.335 unit.

"Kalau ada 10 persen saja yang bisa kita produksi sendiri berarti kan enam juta unit, itu sudah cukup baik," katanya. 

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014