Jambi (ANTARA News) - Delapan orang siswa pilihan beserta seorang guru pendamping dari Labor Siswa Kreatif (LaskArt) SMA YPWI kota Jambi yang mengikuti program Familirisastion Trip ke Kabupaten Kerinci mengisi masa liburan dengan berbaur dengan kehidupan masyarakat setempat dan praktik bertani.

"Kita Senang sekali karena dalam program Famtrip yang digelar LaskArt ini ternyata tidak hanya berdarmawisata ke objek-objek wisata di Kerinci tapi juga diberi kesempatan berbaur langsung dengan kehidupan masyarakat seperti halnya ikut mencoba bertani langsung di kebun," kata Ketua LaskArt SMA YPWI, Hafis ZSA di Jambi, Jumat.

Menurut dia, kegiatan praktik bertani langsung di kebun itu menjadi sebuah pengalaman yang sangat menyenangkan dan menjadi stimulus bagi siswa dalam menemukan spirit kesadaran baru kehidupan, karena sebagai anak-anak kota hal tersebut samasekali tidak pernah mereka lakukan.

"Kita ini anak-anak kota, samasekali tidak pernah mencangkul di kebun seperti ini, kita hanya tahu pertanian itu dari menonton televisi atau dari buku pelajaran di sekolah seperti pelajaran biologi, karena itulah pengalaman bertani langsung ini terasa sangat menyentuh perasaan dan bermakna lebih," ujarnya.

Dalam program Famtrip dan studi tur yang digelar LaskArt yang anggarannya dari kas sanggar dan realisasinya dibantu Disbudpar Provinsi Jambi melalui program Famtripnya, berlangsung dari 23 hingga 29 Juni 2014.

Pada kesempatan berdarmawisata mengisi liburan sekolah tersebut, para siswa berkesematan mencoba berpraktik langsung bertani tanaman khas Kayu Aro yang merupakan daerah berhawa sejuk penghasil sayuran dan tanaman agrikultur lainnya.

"Kita diberi kesempatan berpraktik menyiapkan lahan, menanam, perawatan sampai ke pemanenan dan distribusi berbagai jenis tanaman agrikultura khas Kayu Aro seperti kentang, sawi, kol, cabe, tomat dan strowberry," kata Hafis.

Menurut dia, program Famtrip yang dikenalkan Disbudpar tersebut sangat bermanfaat dalam menggambleng mental dan perasaan siswa sebagai generasi muda sehingga siap untuk menjadi generasi yang mampu menyiapkan kemandirian dalam menghadapi masalah lapangan kerja di masa depannya.

"Program Famtrip ini layak untuk terus dipertahankan dan dikembangkan ke sekolah-sekolah lainnya, apalagi pada kurikulum 2013 yang akan mulai berlaku pada 2014 ini sangat cocok menggunakan metode ini," katanya.

Hal senada diakui Yuliono, salah seorang petani kentang di Kayu Aro, yang menilai program Famtrip yang menurunkan siswa langsung mencoba bertani ini sangat positif untuk memperkenalkan kepada pelajar bahwa Indonesia sejak dulu adalah negara agraris.

(KR-NF/E003)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014