Brasilia (ANTARA News) - Pelatih Argentina Alejandro Sabella menyarankan para pemainnya untuk mewaspadai kekuatan ganda Belgia ketika kedua tim bertemu pada perempat final Piala Dunia Minggu dini hari nanti.

Sangat tergantung kepada pemain bintang Lionel Messi, Argentina sejauh ini sudah mencapai kemajuan di Brasil, namun kemenangan dari tim asuhan Marc Wilmot di Brasilia akan mengantarkan mereka mencapai semifinal pertamanya sejak 1990.

Belgia memang tidak menyamai prestasi Argentina pada Piala Dunia dengan hanya sekali mencapai semifinal pada 1986 untuk ditumbangkan Argentina, tapi mereka memiliki skuat yang dipenuhi nama-nama terkenal di Liga Utama Inggris dan Spanyol.

"Belgia punya tim yang sangat bagus," kata Sabella dalam jumpa media prapertandingan di Stadion Nasional Mane Garrincha.

"Mereka punya generasi emas seperti sering terjadi. Saya ingat Piala Dunia 1982 ketika mereka juga punya generasi emas dan mereka mengalahkan Argentina 1-0 pada fase grup.

"Kini mereka punya banyak pemain yang bermain di Liga Inggris dan Spanyol. Mereka tim yang kuat. Kami harus hati-hati ketika kami tidak menguasai bola dan mencoba melakukan sesuatu terjadi begitu kami mendapat bola.

"Mereka adalah tim yang terdiri dari para individu yang bekerja sangat baik sebagai tim."

Sabella menggarisbawahi kekuatan pertahanan lawannya yang baru kemasukkan dua gol di turnamen ini.
 
"Mereka memiliki salah satu penjaga gawang terbaik di dunia," kata dia merujuk Thibaut Courtois.

"Bek kanan (Toby Alderweireld) bermain untuk Atletico Madrid, seorang bek tengah bermain untuk Manchester City (Vincent Kompany), satu bermain untuk Bayern Munchen (Daniel Van Buyten), dan bek kiri bermain bagi Tottenham Hotspur (Jan Vertonghen). Saya tak ingin berkata-kata apa-apa lagi."

Gema 1986

Sergio Aguero telah menaikkan semangat Argentina setelah Jumat kemarin kembali berlatih usai menghadapi masalah otot, namun Sabella menyatakan striker Manchester City ini paling banter menjadi pemain cadangan.

Untuk itu Ezequiel Lavezzi akan terus mendampingi Mesi dan Gonzalo Higuain di sektor kiri. Higuain terus menantikan gol pertamanya pada turnamen ini tercipta.

Mengingat Marcos Rojo terkena akumulasi kartu kuning, maka Jose Maria Basanta dari klub Meksiko Monterrey akan masuk menggantikan Rojo di bek kiri.

Sementara itu pelatih Belgia Marc Wilmots mengungkapkan bahwa dia mengkhawatirkan kebugaran Alderweireld, Vertonghen dan Mousa Dembele.

"Kami berharap semuanya akan bugar dan siap dimainkan," kata Wilmots.

Laga Minggu dini hari nanti itu dihubung-hubungkan dengan pertemuan terakhir kedua tim di Piala Dunia pada Piala Dunia 1998 di Meksiko, ketika Argentina menang 2-0 berkat dua gol Maradona.

Kini pun Argentina tergantung pada kecemerlangan seorang pemain sangat berbakat, sebaliknya keberhasilan Belgia dibangun di atas lahirnya generasi pemain muda berbakat.

Tapi Wilmots tak ingin membanding-bandingkan timnya kini dengan masa lalu.

"Pada 1986, saya masih sangat muda dan saya mengikuti Setan Merah," kata mantan gelandang Belgia yang bermain pada tiga putaran final Piala Dunia ini.

"Sampai tiga pertamdingan kami tampil bagus, kami menang dari Uni Soviet dan Spanyol. Pasti itu kebahagiaan yang luar biasa.

"Kami terkenang pada Diego Maradona, berkatnya Argentina menang. Tentu saja kami juga punya kenangan buruk mengenai hal itu, tapi itu sudah lama hilang. Itu milik masa lalu, jadi mari kita bicara masa depan," kata dia seperti dikutip AFP.




Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014