Jakarta (ANTARA News) - Seperti 247 juta masyarakat Indonesia lainnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang akan mengakhiri masa jabatannya 20 Oktober mendatang, juga punya harapan-harapan pada presiden ketujuh Indonesia yang terpilih dalam pemilihan umum tahun ini.

Dalam satu bulan terakhir, dalam beberapa kesempatan, Presiden menyampaikan harapannya terhadap Presiden RI mendatang.

"Kebijakan pemerintah di era globalisasi harus tetap untuk kepentingan nasional kita, harus untuk melindungi petani, nelayan dan petani hutan kita," kata Presiden saat membuka Pekan Nasional ke-14 Kelompok Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Malang, Jawa Timur, awal Juni lalu.

Kepala Negara mengatakan seiring dengan pertumbuhan penduduk dunia yang kini mencapai angka tujuh miliar dan dalam 30 tahun mendatang bisa mencapai sembilan miliar maka pemenuhan kebutuhan pangan dan energi nasional menjadi semakin penting.

"Kita mengetahui, lima tahun lalu penduduk dunia tujuh miliar orang, 30 tahun lagi penduduk dunia mencapai sembilan miliar manusia, artinya di bumi kita dengan pertambahan penduduk seperti itu manusia memerlukan tambahan pangan 60 persen hingga 70 persen demikian juga energi," katanya.

"Agar tidak terjadi kelaparan dan kekurangan pangan, tugas kita dengan cara yang tepat dan cerdas meningkatkan produksi pangan di Indonesia dan juga produksi pangan di seluruh dunia," katanya.

Sementara dalam bidang politik luar negeri, di sela-sela kunjungan kerja ke Fiji pertengahan Juni lalu, Presiden menyatakan berharap presiden yang baru melanjutkan kemitraan strategis yang telah terjalin dengan sejumlah negara dan melanjutkan kebijakan politik luar negeri ke segala arah bisa dilanjutkan oleh pemerintahan selanjutnya.

"Kalau mereka nyaman dengan kebijakan dan politik luar negeri kita yang setara, saling menghormati, partner yang setara dan nyaman, saya bisa menyimpulkan negara sahabat kita di Pasifik Selatan nyaman bila mengetahui kebijakan kita berkesinambungan," kata Presiden.

Kepala Negara mengatakan pada saatnya nanti setelah ada Presiden RI 2014-2019 terpilih, dia akan menyampaikan sejumlah hal termasuk tentang kelanjutan kerja sama dengan negara lain dan kontinuitas kebijakan luar negeri Indonesia.

"Nanti ketika ditetapkan ada Presiden terpilih saya akan lakukan pertemuan dengan pengganti, saya sampaikan harapan bahwa banyak negara yang menginginkan kerjasama kemitraan yang ada dilanjutkan dan bisa berlanjut pada pemerintahan mendatang," kata Presiden.

Sementara harapan Presiden terhadap kepemimpinan nasional mendatang disampaikan saat memberikan pembekalan bagi para perwira muda TNI yang dilantik akhir Juni.

"Kalau saya boleh berbagi, dengan rendah hati saya sampaikan setelah jadi presiden harus kuat, dan sabar. Kuat agar tidak mudah jatuh di tengah jalan dan tegar. Itu tantangan pemimpin di era demokrasi," katanya menjawab pertanyaan seorang calon perwira.

Presiden mengatakan kesabaran dan ketegaran diperlukan pemimpin selanjutnya dalam menghadapi kritikan dan masukan dari berbagai kalangan untuk mewujudkan pemerintahan yang baik.


Pesan untuk Prabowo

Pada Jumat malam (4/7), lima hari menjelang pemungutan suara, secara khusus pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa mengunjungi kediaman pribadi Presiden Yudhoyono.

"Mohon maaf kami datang, koalisi merah putih, mendatangi sebagai sesepuh, tokoh nasional dan seseorang yang kami pandang negarawan Indonesia yang memimpin 10 tahun ini dengan penuh kearifan dan keberhasilan," kata Prabowo saat membuka pertemuan di pendopo rumah pribadi Presiden Yudhoyono tepat pukul 21.00 WIB malam itu.

"Kami memutuskan datang ke Bapak, meminta pesan dan nasehat sesuai adat istiadat bangsa kita. Kita mohon arahan dan petunjuk. Salam hormat kami dan tekad kami apabila diberi mandat melanjutkan hal-hal yang Bapak sudah rintis dalam membangun bangsa kita," katanya.

Presiden mengatakan nasihat dan harapan yang disampaikan sebetulnya mewakili dan melengkapi harapan rakyat Indonesia yang sudah didengar pasangan Prabowo-Hatta saat melakukan kampanye ke berbagai daerah.

"Saya harus berhati-hati untuk sampaikan pesan ini, saya khawatir dianggap menggurui, saya hanya sampaikan hal ini berangkat dari yang saya alami, penuh suka dan duka penuh romantika dan banyak pelajaran yang saya petik, saya ingin berbagi," kata Presiden saat menerima Prabowo-Hatta dan pimpinan partai Koalisi Merah Putih di Puri Cikeas, Bogor.

Kepada keduanya, Yudhoyono mengingatkan bahwa menjadi pemimpin, termasuk menjadi Presiden, haruslah memiliki sikap yang sabar, tegar dan kuat.

"Jika Bapak memimpin negeri ini harus sangat sabar, sabar saja tidak cukup, tegar dan kuat. Indonesia saat ini era kebebasan, kritis, saudara kita memiliki harapan tinggi, seringkali di luar kemampuan pemerintah," kata Presiden.

"Dalam konteks ini ada masyarakat yang mudah menyalahkan, kritik tidak puas dan kecewa, kalau sudah begitu yang jadi sasaran presiden, kemudian wapres baru menteri kemudian gubernur atau bupati walikota," katanya.

Presiden juga mengatakan bahwa pemerintah selanjutnya harus terus bekerja dan berikhtiar karena persoalan tidak akan ada habisnya.

"Kadang masyarakat kita kritis, atau bahkan bisa juga dihujat dan disalahkan, namun harus terus bekerja dan ikhtiar," katanya.

Dia juga mengatakan bahwa kepentingan di negeri ini banyak dan sebagai pemimpin mereka harus mengutamakan kepentingan rakyat.

"Meletakkan kepentingan partai setelah kepentingan rakyat, kepentingan kelompok setelah kepentingan rakyat, keluarga apalagi, banyak godaan karena itu harus kokoh dan tidak mudah tergoda."

Yudhoyono juga menekankan bahwa pemimpin harus adil dan tidak memendam amarah kepada orang yang tidak memilihnya. "Pemimpin tidak boleh memendam amarah, begitu dapat mandat, semua jadi rakyat kita," katanya.

Dan terakhir, SBY mengingatkan bahwa demokrasi dan kebebasan yang berkembang saat ini harus terus dipupuk dan dikembangkan.

"Demokrasi kita belum sempurna, masih dalam tahap pematangan, namun demikian bagaimanapun demokrasi dan kebebasan ini harus kita hormati. Dengan demokrasi yang belum matang, kadang rule of law belum terbentuk dengan baik, politik jadi gaduh, karena itu sasaran kembarnya politik stabil ekonomi tumbuh, kesejahteraan rakyat bisa terwujud dengan tetap hormati nilai demokrasi," kata Presiden.

Setelah mendapat pesan-pesan itu Prabowo mengatakan akan melanjutkan program pemerintah yang sudah berjalan dengan baik serta menghargai masukan yang diberikan.

"Bapak sebagai tokoh nasional, negarawan bangsa, kami ucapkan terima kasih. Bagi kami, ini amanah dan pesan. Kami hanya ingin sampaikan penghargaan dan rasa hormat kami atas semua yang telah bapak lakukan," kata Prabowo.

Masukan dan saran telah disampaikan, sekarang tinggal menunggu hasil pemungutan suara pemilihan presiden dan wakil presiden 9 Juli mendatang, lalu melihat apakah calon yang terpilih memimpin Indonesia lima tahun mendatang melaksanakan janji untuk memenuhi harapan rakyat.

Oleh Panca Hari Prabowo
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014