Beirut (ANTARA News) - Militer Lebanon telah melakukan kerja sama dengan Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) guna meningkatkan patroli di sepanjang perbatasannya dengan Israel, sementara militer Israel juga mengumumkan siaga tinggi di sana, kata satu sumber keamanan.

Sumber tersebut mengatakan pada Xinhua, militer Israel telah mengerahkan tentara tambahan dan kendaraan lapis baja ke perbatasan dengan Lebanon. Sementara itu pesawat tempur Israel, termasuk pesawat tanpa awak, juga meningkatkan penerbangan di wilayah pendudukan Peternakan Shebaa serta Dataran Tinggi Golan.

Sebagai tanggapan, militer Lebanon menambah prajuritnya di pos perbatasan di sepanjang perbatasan melalui kerja sama dengan UNIFIL, kata sumber tersebut.

Ia menambahkan gerilyawan Syiah Lebanon, Hizbullah, telah meningkatkan kesiagaan di kalangan anggotanya sebagai tindakan berjaga-jaga jika terjadi peningkatan aksi militer setelah situasi yang mudah bergolak di Jalur Gaza.

Seorang perwira senior UNIFIL memberitahu Xinhua, Komando Pasukan Pemelihara Perdamaian Internasional terus mengadakan kontak dengan militer Israel dan Lebanon dalam upaya mencegah meningkatnya ketegangan.

Dari Amman, Jordania, dilaporkan ratusan warga di negeri tersebut turun ke jalan pada Rabu untuk mengutuk agresi militer Israel ke daerah kantung Palestina Jalur Gaza --yang dikuasai Gerakan Perlawanan Islam (HAMAS).

Di dekat Kedutaan Besar Israel di Amman, demonstran menyerukan pengusiran segera duta besar Israel. Mereka juga mendesak pemerintah Jordania menarik duta besarnya dari Tel Aviv.

Pemrotes membawa spanduk yang bertuliskan solidaritas buat rakyat Palestina dan meneriakkan slogan anti-Israel. Mereka mengutuk tindakan Israel membunuh anak kecil dan warga sipil yang tak berdosa di Jalur Gaza selama agresinya baru-baru ini. Mereka juga menyerukan pembatalan Kesepakatan Perdamaian Wadi Araba 1994 antara Jordania dan Israel.

Israel melancarkan serangan darat dan udara besar terhadap Jalur Gaza pada Selasa (8/7), sebagai reaksi atas "penculikan dan pembunuhan tiga remaja Yahudi di Tepi Barat pada Juni".

Tak kurang dari 30 orang telah tewas dalam bentrokan besar baru antara Israel dan pejuang Palestina.

Tujuh warga sipil Palestina menemui ajal pada Kamis pagi, dalam serangan Israel terhadap beberapa rumah di Kota Khan Younis, bagian selatan Jalur Gaza, kata beberapa sumber keamanan dan medis.

Ashraf Al-Qedra, Juru Bicara Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza, memberitahu wartawan bahwa tujuh warga sipil --tiga perempuan dan empat anak kecil-- kehilangan nyawa dalam serangan udara gencar Israel terhadap tiga rumah di kota kecil tersebut.

Jumlah korban jiwa di kalangan rakyat Palestina akibat "Operation Protective Edge" Israel, yang dimulai pada Selasa, telah bertambah jadi 68 dan lebih dari 400 orang lagi cedera.

Juru Bicara HAMAS di Jalur Gaza Sami Abu Zuhri mengatakan di dalam satu pernyataan, "Mengincar perempuan dan anak kecil adalah bukti kegagalan musuh (Israel) dalam menghadapi bentrokan dengan orang Palestina bersenjata."

(Uu.C003)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014