Tokyo (ANTARA News) - Kurs dolar Amerika Serikat (AS) melemah di perdagangan Asia pada Kamis, setelah risalah pertemuan Federal Reserve pada Juni menunjukkan suku bunga akan tetap rendah hingga tahun depan.

Pada akhir perdagangan sore di Tokyo, dolar AS diambil 101,53 yen, turun dari 101,64 yen di New York pada akhir Rabu. Sementara euro dibeli 1,3647 dolar AS dan 138,54 yen, dari sebelumnya 1,3642 dolar AS dan 138,66 yen.

Rupiah Indonesia menguat terhadap dolar AS karena menurut hasil hitung cepat beberapa lembaga survei calon presiden Joko Widodo yang pro-bisnis unggul atas Prabowo Subianto dalam pertarungan ketat untuk menjadi presiden negara itu.

Dolar dibeli Rp11.555 pada Kamis, lebih rendah dari nilai beli hari sebelumnya yang sebesar Rp11.626.

Unit AS melemah menjadi 1,2411 dolar Singapura dari 1,2428 dolar Singapura pada Rabu, menjadi 32,16 baht Thailand dari 32,33 baht, menjadi 43,30 peso Filipina dari 43,36 peso, dan menjadi 29,89 dolar Taiwan dari 29,90 dolar Taiwan.

Namun greenback sedikit naik menjadi 59,78 rupee India dari 59,75 rupee, dan menjadi 1.013,45 won Korea Selatan dari 1.012,19 won.

Dolar Australia juga menguat menjadi 93,92 sen AS dari 93,36 sen, sedangkan yuan Tiongkok hampir tidak berubah pada 16,38 yen terhadap 16,39 yen.

Risalah dari pertemuan kebijakan The Fed pada 17-18 Juni mengonfirmasi rencana untuk mengakhiri skema pembelian obligasi guna meningkatkan ekonomi yang telah berlangsung selama lima tahun pada Oktober.

Bank sentral Amerika Serikat juga menyatakan mereka memperkirakan tidak menaikkan suku bunga untuk "waktu yang cukup lama" setelah program stimulus berakhir. Kenaikan suku bunga akan cenderung mengangkat permintaan dolar.

"Pasar-bijaksana, mereka diposisikan untuk sejumlah risalah agak kurang dovish ... yang mengecewakan dan ini mungkin membantu menjelaskan reaksi pasar termasuk melemahnya dolar," kata National Bank Australia seperti dilansir kantor berita AFP. (Uu.A026)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014