Abuja (ANTARA News) - Aktivis hak asasi manusia asal Pakistan, Malala Yousafzai, berjanji membantu pembebasan anak-anak perempuan yang diculik oleh kelompok garis keras Boko Haram dalam kunjungannya ke Nigeria.

Pada Minggu (13/7), Malala--yang pernah menjadi sasaran tembak Taliban karena mengampanyekan pendidikan perempuan-- bertemu dengan orangtua dari 200 lebih anak-anak yang diculik di sebuah sekolah di desa Chibok pada April lalu.

"Saya melihat mereka sebagai saudara saya... Dan saya akan terus berbicara untuk mereka sampai mereka dibebaskan," kata Malala, yang akan bertemu Presiden Nigeria Goodluck Jonathan pada Senin, hari ulang tahunnya yang ke-17.

"Saya akan bergabung dengan kampanye 'Bring back our girls' untuk memastikan bahwa mereka dapat kembali dengan selamat dan meneruskan pendidikan," kata dia seperti dilansir kantor berita Reuters.

#BringBackOurGirls kampanye di media sosial Twitter untuk menggalang dukungan internasional bagi penyelamatan gadis-gadis Nigeria yang diculik. Kampanye itu mendapat dukungan dari Ibu Negara Amerika Serikat Michelle Obama dan aktris Angelina Jolie.

"Saya dapat merasakan...apa yang Anda alami. Sangat sulit bagi orangtua mengetahui anaknya dalam bahaya. Harapan saya pada ulang tahun kali ini... kembalikan anak-anak perempuan kami, dengan selamat," kata Malala.

Beberapa pekan telah berlalu, para tahanan belum juga dibebaskan dan perhatian media mulai memudar. Sekitar 200 warga Nigeria berkumpul di taman Unity Fountain di pusat Abuja pada Minggu untuk menyeru otoritas menjelaskan apa yang sudah mereka lakukan untuk membebaskan anak-anak perempuan yang diculik Boko Haram.

"Tidak ada yang memberitahu kami apapun tentang dimana gadis-gadis itu berada, apa yang mereka lakukan untuk berusaha menyelamatkan mereka. Dalam tiga bulan, kami tidak mendengar apa-apa," kata Haruna Fetima, salah satu orangtua korban.

"Kami tinggal di Chibok, dan kami belum melihat tentara atau polisi di wilayah ini sejak penyerangan," kata dia.

Boko Haram, sekarang dianggap sebagai ancaman keamanan utama bagi Nigeria, makin berani. Polisi menyatakan pada Sabtu bahwa mereka mengungkap rencana pengeboman jaringan transportasi Abuja menggunakan perangkat bom bunuh diri yang disembunyikan di stasiun-stasiun bus utama.

Boko Haram, yang mengaku terinspirasi dari Taliban, menyatakan bahwa mereka ingin mendirikan negara Islam di Nigeria. Kelompok dengan nama yang berarti "pendidikan Barat adalah haram" itu telah membunuh ribuan orang dan menculik ratusan orang sejak mulai mengangkat senjata pada 2009.

Malala, yang selamat dari usaha pembunuhan Taliban, kini menjadi simbol perlawanan terhadap kelompok garis keras yang beroperasi di daerah perbatasan Pakistan-Afghanistan.

Dia pernah mendapatkan penghargaan hak asasi manusia dari Uni Eropa dan masuk dalam nominasi penerima Hadiah Nobel Perdamaian tahun lalu. (Uu.G005)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014