Ini jumlah pemilih terbanyak dalam sejarah pemilu Indonesia di sini."
Jakarta (ANTARA News) - Jumlah warga Indonesia yang mencoblos pada pilpres di wilayah akreditasi Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Sydney mencapai 51,74 persen dari daftar pemilih tetap luar negeri (DPTLN).

"Ini jumlah pemilih terbanyak dalam sejarah pemilu Indonesia di sini," kata Ketua Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Sydney Joe Soemarjono yang dihubungi Antara Senin malam.

Joe mengaku aktif di PPLN sejak pemilu tahun 1971 dan sejak Pemilu 2004 menjadi Ketua PPLN Sydney.

PPLN Sydney meliputi tiga negara bagian di Australia, yaitu New South Wales, Queensland, dan South Australia.

Joe mengemukakan DPTLN untuk pilpres di wilayah akreditasi PPLN Sydney terdiri atas 22.307 orang.

Warga yang memberikan suaranya baik di TPS maupun lewat pos mencapai 11.542 orang atau 51.74 persen.

Menurut Joe, pada Senin mulai pukul 13 hingga pukul 11 malam waktu setempat, PPLN Sydney menghitung suara TPS pos.

Joe mengemukakan, dari sekitar 3.500 pemilih yang dikirimi surat suara lewat pos, terdapat 1.543 surat yang masuk.

Dari jumlah itu, kata Joe, pasangan capres nomor urut satu mendapat 220 suara, pasangan capres nomor urut dua 1.133 suara dan suara tidak sah 190.

Dia mengemukakan penghitungan berlangsung lancar meski ada dua kejadian yang menjadi catatan.

"Ada satu surat suara yang ternyata foto kopi hitam putih, kemudian satu lagi mencurigakan karena warnanya agak beda. Kami bandingkan ukurannya dengan surat suara asli, ternyata ada beda lebar," katanya.

Dia mengemukakan penghitungan suara TPS pos berlangsung di KJRI Sydney dan dilaksanakan oleh sekitar 15 orang di antaranya anggota PPLN dan para saksi dari masing-masing capres.

Pada pileg 9 April 2014, pemilih yang datang ke TPS wilayah akreditasi PPLN Sydney hanya 24,89 persen  dari DPT.

Pada Pilpres 2009,  hanya  42 persen dari sekitar 18 ribu DPT di PPLN Sydney yang menggunakan hak suaranya.

Hanya pada Pemilu 2004, jumlah pemilih mencapai 72 persen dari DPT, namun saat itu data pemilih sekitar sembilan ribu orang.(*)

Pewarta: Aditia Maruli Radja
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014