Sikap diam ini harus diakhiri
Pekanbaru (ANTARA News) - Indonesian Solidarity, sebuah lembaga penggiat HAM untuk Indonesia yang berbasis di Australia, meminta Pemerintah Indonesia, pemerintah negara-negara ASEAN, dan pemerintah Australia untuk memberi kutukan bersama dan mendesak seluruh negara anggota PBB termasuk Amerika untuk menentang aksi militer Israel.

"Desakan bersama ini penting sebagai sikap aktif kawasan Asia Pasifik, sehingga dengan desakan kawasan maka pengaruhnya akan lebih besar dalam rangkaian memprotes serangan militer Israel di Gaza," kata Koordinator Indonesian Solidarity, Eko Waluyo, dalam surat elektroniknya yang diterima ANTARA di Riau, Selasa.

Menurut Eko Waluyo, dirinya dan warga masyarakat Indonesia di Australia telah menggelar aksi turun ke jalan untuk memprotes serangan militer Israel di Gaza, dan menuntut pemerintah Israel tanpa syarat agar segera menghentikan serangan terhadap wilayah Palestina.

Ia mengatakan, pada Minggu 13 Juli, dirinya dan warga Indonesia lainnya bergabung dengan sekitar 5.000 orang melakukan aksi turun ke jalan di Australia, tepatnya di Sydney, dalam rangkaian memberikan solidaritas kepada rakyat Palestina.

"Kami berkumpul di Town Hall, aksi dimulai pukul 13.00 waktu setempat dengan orasi mengutuk serangan militer Israel yang menelan korban sipil di Gaza," katanya.

Ia menyebutkan, beberapa pemberi orasi adalah Senator Lee Rhiannon dari Partai Hijau dan Profesor Jake Lynch dari Universitas Sydney. Dalam orasinya Senator Lee Rhiannon mengutuk keras yang dilakukan Israel di Gaza.

Dikatakan oleh Senator Lee Rhiannon, sikap partai Buruh Australia dan pemerintah Australia (Partai Liberal dan Partai Nasional) yang hanya diam atas serangan militer Israil sangat memalukan.

"Sikap diam ini harus diakhiri," katanya. Sementara itu Profesor Lynch menyerukan Boycott, Divestment, Sanctions (BDS) atas Israel dan menentang kerjasama dengan universitas di Israel, dalam hal ini Universitas Hebrew yang salah satu kampusnya di daerah pendudukan dan memiliki hubungan dengan militer Israel.

Selain itu Usman Hamid, aktivis HAM yang tengah menempuh studi pascasarjana di Australia mengatakan protes atas serangan militer terbaru Israel bukan hanya dalam bentuk aksi turun ke jalan, tapi juga marak di berbagai media sosial melalui petisi online di Causes, Facebook dan change.org. Seruannya tak berbeda dengan yang diserukan Profesor Lynch, yaitu BDS, gerakan global yang diserukan pada 2005 untuk memboikot, tidak berinvestasi, dan melakukan sanksi ke Israel sampai mereka mematuhi hukum-hukum internasional dan menghargai hak-hak rakyat Palestina.

Setelah orasi, mereka berjalan mengelilingi Sydney Central Business District sambil meneriakan "Free...Palestine" (Merdekakan Palestina), Free....Gaza (Bebaskan Gaza)...Long live Palestine (Hidup...Palestina), Israel is terrorist state (Israil adalah Negara teroris). Aksi ini mengundang perhatian masyarakat sekitar yang tengah berbelanja atau berlibur di city dan ada yang memberikan dukungan dengan simbol jari perdamaian (victory).

Selain warga Australia, warga Palestina yang ada di Sydney juga ikut dalam aksi in. Di samping itu ada warga Pakistan, Syiria, Indonesia, dan Bangladesh. Ada pula beberapa warga komunitas Yahudi ikut dalam aksi ini dan menentang menentang pendudukan Israel atas Palestina.
(F011)

Pewarta: Frislidia
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014