Kuta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) akan mengantisipasi dampak kebijakan kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve, yang kemungkinan dipercepat dari rencana awal jika data ekonomi membaik.

"BI akan mempersiapkan diri, bahkan dalam pertemuan koordinasi dengan pemerintah, kami sudah mendiskusikan ini," kata Gubernur BI Agus Martowardojo usai memberikan sambutan dalam Konferensi EcoMod 2014 di Kuta, Bali, Rabu.

Selain memperkuat koordinasi dengan pemerintah, Agus mengatakan, Bank Indonesia akan mengeluarkan bauran kebijakan makro dan moneter yang dapat menjaga fundamental serta kestabilan perekonomian Indonesia.

"Kami akan mengeluarkan bauran kebijakan, tidak hanya Bank Indonesia, tapi juga pemerintah. Itu akan kami komunikasikan untuk memberikan kejelasan bagi semua pelaku ekonomi bahwa kita menghadapi tantangan dunia dengan baik," katanya.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menambahkan Indonesia akan mengantisipasi kenaikan suku bunga The Fed, yang berisiko mempengaruhi perekonomian nasional, hingga tahun depan.

Bank Indonesia telah menyiapkan berbagai antisipasi termasuk memperkuat bauran kebijakan moneter dan makroprudensial untuk menambah daya tahan stabilitas sistem keuangan.

"BI akan terus memantau dan melakukan stabilisasi di pasar. Itu sebabnya BI melakukan pendalaman pasar keuangan agar pelaku pasar lebih terbiasa menghadapi risk on dan risk off ini," kata Perry.

Antisipasi lainnya, menurut dia, berupa peningkatan koordinasi fiskal dan moneter dengan pemerintah, dan berbagai upaya untuk menjaga laju inflasi serta menurunkan defisit neraca transaksi berjalan.

"Dalam penyusunan APBN-P kemarin, kami sudah saling mendukung antara moneter dan fiskal, untuk mengendalikan inflasi dan menurunkan current account deficit, sehingga stabilitas ekonomi Indonesia tetap terjaga dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi dan keuangan global," katanya.

Bank Indonesia bersama pemerintah juga akan mempercepat reformasi struktural dengan meningkatkan daya saing agar kapasitas produksi nasional bisa lebih baik dalam menghadapi perubahan situasi serta kondisi ekonomi dan keuangan global terkini.

"Ekonomi dunia mulai menggeliat, persaingan semakin kuat, mau tidak mau Indonesia harus mempercepat pembangunan infrastruktur, untuk meningkatkan kapasitas produksi supaya impor dapat dikurangi, ekspor bisa membaik dan pertumbuhan ekonomi bisa dinaikkan," kata Perry.

Sebelumnya Ketua The Fed Janet Yellen kepada Kongres AS mengatakan bank sentral bisa menerapkan kenaikan suku bunga "lebih awal dan lebih cepat dari yang dibayangkan saat ini" jika kondisi pasar tenaga kerja terus meningkat lebih dari yang diharapkan.

The Fed berencana melakukan pengurangan stimulus atau tapering off pada Oktober 2014. Pada pertengahan 2015, The Fed akan mulai menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin pada triwulan III dan triwulan IV sebesar 25 basis poin. 

Pewarta: Satyagraha
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014