Memudarnya euforia pilpres yang disertai ketidakpastian terhadap siapa pemenang hasil pemilihan tersebut membuat pelaku pasar uang khawatir terhadap kondisi perekonomian domestik
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore kembali melemah sebesar 39 poin menjadi Rp11.775 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp11.736 per dolar AS.

Analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir di Jakarta, Rabu mengatakan bahwa dolar AS terus mengalami penguatan setelah bank sentral AS (the Fed) memberi sinyal akan menaikkan suku bunga lebih cepat.

"Suku bunga Fed bisa jadi dapat dinaikan lebih cepat dari perkiraan sebelumnya bilamana fundamental ekonomi Amerika Serikat seperti inflasi dan tenaga kerja terus mengalami perbaikan," katanya.

Ekspektasi itu, lanjut dia, yang memacu penguatan nilai dolar AS, dan berimbas pada tergerusnya sejumlah mata uang di Asia termasuk rupiah.

Dari dalam negeri, lanjut dia, investor pasar uang juga cenderung berhati-hati dalam transaksi menanti pengumuman hasil pemilu resmi dari komisi pemilihan umum (KPU) pada 22 Juli mendatang untuk mendapatkan kepastian siapakah yang akan menjadi presiden Indonesia berikutnya.

"Memudarnya euforia pilpres yang disertai ketidakpastian terhadap siapa pemenang hasil pemilihan tersebut membuat pelaku pasar uang khawatir terhadap kondisi perekonomian domestik," katanya.

Sementara itu kurs tengah Bank Indonesia pada hari Rabu ini (16/7), tercatat mata uang rupiah bergerak melemah menjadi Rp11.805 dibandingkan posisi sebelumnya di Rp11.709 per dolar AS.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014